Sampit (ANTARA) - Serangan buaya terhadap manusia di Desa Lampuyang Kecamatan Teluk Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah kembali terjadi dan kali ini korbannya berjumlah dua orang dengan luka cukup parah di bagian kaki.
“Iya benar, kejadiannya sekitar pukul 17:00 WIB kemarin. Korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit Samuda, tapi sekarang sudah pulang dan berada di rumah,” kata Kepala Desa Lampuyang Muksin saat dikonfirmasi via telepon, Selasa.
Setelah mendapat kabar ada warga yang diserang buaya, Muksin bersama aparat kepolisian setempat menyambangi rumah yang bersangkutan menelusuri kronologi kejadian sembari menjenguk korban.
Berdasarkan informasi yang ia terima, kedua korban merupakan saudara sepupu. Korban pertama bernama Sari berusia sekitar 28 tahun dan Kipli berusia 26 tahun.
Peristiwa nahas itu dialami ketika Sari, Burhan (suami Sari) dan Kipli selesai dari bekerja di ladang. Saat itu, Sari bermaksud membersihkan pakaiannya di Sungai Pasir yang merupakan sungai galian di sekitar lahan pertanian.
Namun, baru saja sampai di tepi sungai tiba-tiba betis kanan Sari langsung diterkam buaya dan diseret ke dalam sungai. Burhan yang melihat kejadian itu mengira Sari terjatuh ke sungai dan tidak bisa berenang, langsung terjun ke sungai untuk membantu sembari meminta tolong Kipli.
“Lalu korban pertama, dia sempat mencolok mata buaya itu makanya kakinya dilepas, tapi justru buaya itu berbalik menyerang Kipli,” ceritanya.
Baca juga: Musim durian, harga rotan di Kotim naik signifikan
Setelah sempat terjadi tarik menarik, mereka pun berhasil melepaskan diri dari buaya dan segera naik ke daratan. Dibantu warga setempat, kedua korban dibawa ke rumah sakit terdekat untuk segera mendapat penanganan medis.
Sari mengalami sejumlah luka di pergelangan kaki dan dekat lutut sebelah kanan. Sedangkan, Kipli mengalami luka di dekat pangkal paha sebelah kiri yang cukup parah hingga harus menjalani 16 jahitan. Kini kedua korban telah dipulangkan ke rumah masing-masing.
Muksin mengaku prihatin dengan musibah yang menimpa warganya dan berharap pasca kejadian ini, warga bisa lebih waspada ketika beraktivitas di sungai dan sekitarnya, khususnya bagi orang tua agar mengawasi anak-anak agar tidak bermain di sungai.
Ia juga menyebut, kemunculan buaya di Desa Lampuyang sudah sering dilaporkan warga dan kejadian serangan buaya terhadap manusia pun bukan pertama kali ini terjadi.
Kendati demikian, masih banyak warga yang melakukan aktivitas MCK di sungai. Contohnya di Sungai Pasir yang sebenarnya cukup jauh dari pemukiman, namun sering kali sungai itu digunakan warga untuk mencuci setelah bekerja di ladang atau lahan pertanian.
“Sebenarnya kami sudah sering mensosialisasikan ke warga dan kami juga memasang papan imbauan untuk waspada terhadap kemunculan buaya. Tapi, yang namanya kita hidup dekat sungai memang sulit untuk menghentikan kebiasaan untuk beraktivitas di sungai,” tuturnya.
Muksin menambahkan, setelah kejadian ini pemerintah desa setempat akan menambah papan imbauan waspada buaya di wilayah Desa Lampuyang, terutama lokasi yang terjadi serangan buaya.
Kejadian ini juga telah dilaporkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) setempat dan informasi sementara tim dari BKSDA Resort Sampit akan mengunjungi korban terkait kronologi kejadian.
Di sisi lain, Komandan BKSDA Resort Sampit Muriansyah mengaku telah menerima informasi terkait kejadian serangan buaya di Desa Lampuyang melalui video yang direkam warga ketika kedua korban dibawa ke rumah sakit.
Namun, ia belum dapat memberikan keterangan lebih lanjut dan menyampaikan akan segera ke lokasi kejadian untuk mengumpulkan informasi lengkap dari para korban dan warga setempat.
“Kami belum mendapatkan kronologi yang jelas, tapi kami akan segera ke lokasi untuk memastikan,” demikian Muriansyah.
Baca juga: Persiapan dapur umum Program MBG di Kotim sudah 90 persen
Baca juga: Target pendapatan daerah Kotim 2025 sebesar Rp2,28 triliun
Baca juga: Keluarga terduga pelaku asusila di Kotim membantah