Sampit (ANTARA) - Ratusan guru di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah mendapat edukasi tentang cinta, bangga dan paham (CBP) rupiah dari Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah dengan harapan menjadi teladan bagi generasi penerus bangsa.

“Saya mengapresiasi dan menyambut baik kegiatan ini, karena kita tau bahwa rupiah adalah mata uang negara kita, bukan hanya alat transaksi ekonomi tapi juga simbol kedaulatan dan identitas bangsa,” kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kotim Muhammad Irfansyah di Sampit, Jumat.

Hal itu ia sampaikan saat membuka Training of Trainers (ToT) Cinta Bangga Paham Rupiah Guru Se-Kotim yang digelar Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah di ballroom salah satu hotel di Sampit.

Irfansyah menuturkan, pemahaman yang mendalam tentang rupiah sangat penting ditanamkan sejak dini, khususnya kepada generasi muda kalangan pelajar yang akan menjadi penerus bangsa.

Dalam era globalisasi dan digitalisasi seperti saat ini tantangan terhadap stabilitas dan kepercayaan terhadap mata uang semakin besar. Apalagi, sekarang masyarakat sudah tidak asing dengan yang namanya uang elektronik, yakni rupiah digital sebagai alat pembayaran yang sah untuk menggantikan uang kertas.

Oleh sebab itu, melalui ToT ini diharapkan para guru dapat memperoleh pengetahuan yang komprehensif dan keterampilan yang mumpuni untuk menjadi agen edukator di lingkungan masing-masing, khususnya satuan pendidikan.

“Kita harus benar-benar menyadari bahwa upaya yang dapat kita lakukan untuk memperkuat perekonomian nasional dan membangun bangsa yang lebih mandiri dan berdaulat adalah dengan menjaga dan menggunakan rupiah dengan bijak,” ujarnya.

Irfansyah pun berpesan kepada para peserta ToT agar memanfaatkan kesempatan ini dengan baik agar bisa menyerap ilmu dan pengalaman yang disampaikan narasumber. Kemudian, setelah kegiatan ini bisa menyebarkan pengetahuan yang didapat tersebut ke masyarakat luas.

Salah seorang peserta ToT, Sajuri mengaku bersyukur dengan adanya program yang mengajarkan masyarakat untuk cinta rupiah. Sebagai tenaga pendidikan ia siap menjadi agen untuk menyampaikan kepada generasi muda agar cinta, bangga dan paham rupiah.

Baca juga: Bawaslu Kotim ajak masyarakat berpartisipasi awasi pilkada

“Apalagi dengan perkembangan zaman, kita harus tetap cinta rupiah. Jangan sampai kejadian seperti di Ambalat terulang, perebutan pulau yang salah satunya karena masyarakat disana justru menggunakan mata uang luar,” ujarnya.

Ia menambahkan, edukasi tentang cinta, bangga dan paham rupiah bisa disisipkan dalam berbagai mata pelajaran, seperti IPS dan matematika. Dimulai dengan mengajak anak-anak untuk menjaga dan memelihara rupiah.

Misalnya tidak mencoret, merobek maupun menstaples uang, karena dapat merusak. Dengan begitu lama-kelamaan anak-anak pun lebih peduli dan cinta dengan rupiah.

Sementara itu, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah Pramudya Wicaksana mengatakan, rupiah sebagai alat pembayaran yang sah di Indonesia tidak lagi hanya bersifat tunai, namun pembayaran digital juga semakin berkembang dengan pesat.

“Maka dari itu, kegiatan edukasi ini dihadirkan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman terhadap sistem pembayaran di Indonesia,” sebutnya.

Lanjutnya, Presiden Indonesia menyampaikan bahwa peningkatan ekosistem digital merupakan kunci masa depan dan pilar ketahanan ekonomi. Di sisi lain, Gubernur Bank Indonesia juga menekankan pentingnya pembayaran digital sebagai upaya mendorong pemulihan ekonomi global dan nasional.

Dalam hal ini, Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah terus berupaya dan turut aktif menggemakan kampanye CBP Rupiah.

Sekaligus, melakukan perluasan akseptasi digital melalui edukasi dan sosialisasi dengan menargetkan seluruh lembaga pendidikan yang dinilai memiliki potensi sebagai agen perpanjangan tangan CBP Rupiah.

“Terlaksananya kegiatan ini diharapkan dapat melahirkan agen perpanjangan tangan dari Bank Indonesia untuk ikut berpartisipasi dalam menggemakan kampanye CBP Rupiah dan digitalisasi sistem pembayaran kepada peserta didik di Kotim,” demikian Pramudya.

Baca juga: Sebelas kali berturut-turut Ketapang juarai MTQ Kotim

Baca juga: Disdik Kotim minta guru aktif di platform Merdeka Mengajar

Baca juga: Kotim kebagian enam poslap pengendalian karhutla


Pewarta : Devita Maulina
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2024