Kenali perbedaan 'baby blues' dengan depresi seusai melahirkan

Senin, 15 Juli 2024 8:24 WIB

Jakarta (ANTARA) -
Psikolog klinis dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia Vera Itabiliana Hadiwidjojo S.Psi, M.Psi menyampaikan bahwa baby blues dan depresi seusai melahirkan merupakan dua kondisi yang berbeda.

"Dua kondisi tersebut merupakan hal yang berbeda, ini dapat dilihat tergantung dari durasinya," kata Vera saat dihubungi ANTARA dari Jakarta, Minggu (14/7).

Vera menjelaskan, baby blues adalah masalah psikologis yang bisa menimbulkan perasaan sedih, marah, dan cemas pada perempuan yang baru melahirkan. Kondisi ini biasanya berlangsung selama satu hari sampai dua minggu.

Sedangkan perasaan sedih yang terjadi akibat depresi sehabis melahirkan, dia melanjutkan, dapat berlangsung hingga beberapa bulan.

Baca juga: Cara mengelola emosi bagi ibu yang mengalami 'baby blues'

Menurut dia, ibu yang mengalami baby blues bisa mengalami perubahan emosi seperti menjadi mudah marah, gampang menangis, mudah cemas, dan cepat kelelahan.

Pada ibu yang mengalami depresi sehabis melahirkan, gejala-gejala perubahan emosinya lebih intensif.

"Gejala depresi setelah melahirkan itu dapat termasuk perasaan sedih yang berkepanjangan, kehilangan minat, kesulitan tidur, dan kesulitan dalam menjalani aktivitas sehari-hari," kata Vera.

Menurut dia, kondisi baby blues juga dapat berkembang menjadi depresi perinatal yang memerlukan penanganan profesional seperti terapi psikologis dan obat-obatan.

Baca juga: Tips mengatasi gangguan tidur seusai melahirkan

Vera menyampaikan bahwa kondisi baby blues maupun depresi pada perempuan selepas melahirkan bisa berdampak buruk pada kesejahteraan ibu maupun bayi.

Ibu yang mengalami masalah psikologis tersebut bisa kecapekan karena susah tidur sehingga kondisinya secara keseluruhan menurun. Dalam kondisi yang demikian, ibu akan kesusahan merawat bayinya.

Vera mengatakan bahwa pemberian ASI secara eksklusif maupun pembangunan ikatan antara ibu dan bayi pun dapat terganggu kalau ibu mengalami baby blues atau depresi sesudah melahirkan.

"Ini dapat mempengaruhi hubungan antara ibu dan bayi, termasuk kesulitan dalam berinteraksi dan mengembangkan keterampilan bayi. Bayi yang ibunya mengalami baby blues berkepanjangan mungkin mengalami perkembangan yang terhambat," ia menjelaskan.

Baca juga: Mengenal gejala gangguan mental pada ibu seusai melahirkan

Baca juga: Psikolog : Tunda pernikahan jika belum siap cegah 'baby blues'

Baca juga: Diduga sindrom "baby blues", polisi periksa ibu tenggelamkan bayi ke dalam ember

Pewarta : Hreeloita Dharma Shanti
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Cara mengelola emosi bagi ibu yang mengalami 'baby blues'

15 July 2024 8:20 Wib

Tips mengatasi gangguan tidur seusai melahirkan

18 March 2024 16:55 Wib

Mengenal gejala gangguan mental pada ibu seusai melahirkan

18 March 2024 16:41 Wib

Psikolog : Tunda pernikahan jika belum siap cegah 'baby blues'

30 January 2024 9:12 Wib

Diduga sindrom "baby blues", polisi periksa ibu tenggelamkan bayi ke dalam ember

17 October 2023 23:45 Wib, 2023
Terpopuler

Pengusaha siap patuhi penerapan UMK di Kotim

Kabar Daerah - 11 December 2024 16:58 Wib

APBN 2025 terbanyak di Pusat, Teras Narang sebut kepala daerah dituntut inovatif

Kabar Daerah - 14 December 2024 18:23 Wib

Disarpustaka Kapuas sambut siswa SD Islam Azza dalam kegiatan literasi

Kabar Daerah - 23 jam lalu

ASN Pemkab Kapuas diwajibkan gunakan nomor kendaraan Kalteng

Kabar Daerah - 11 December 2024 21:03 Wib

DPUPR Perkim: Proyek peningkatan jalan lingkar timur berlanjut 2025

Kabar Daerah - 15 December 2024 6:52 Wib