Sampit (ANTARA) - Sebanyak 25 warga binaan pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah menjalani skrining kesehatan untuk mencegah penularan penyakit HIV/AIDS.
“Kegiatan ini kami lakukan secara berkala sebagai wujud kepedulian kami terhadap kesehatan warga binaan, serta untuk menjaga lingkungan lapas yang aman dan sehat,” kata Kepala Lapas Kelas IIB Sampit Meldy Putera di Sampit, Jumat.
Skrining kesehatan ini untuk mendeteksi dini adanya penyakit HIV/AIDS di lingkungan lapas, sehingga pihaknya dapat memberikan perawatan yang tepat kepada warga binaan yang terinfeksi serta mencegah penularan terhadap warga binaan lainnya.
Terlebih, ruang lingkup lapas yang terbatas dengan jumlah warga binaan yang padat bahkan melampaui kapasitas dapat mempercepat penularan penyakit. Pasalnya, jumlah penghuni Lapas Kelas IIB Sampit saat ini lebih dari 900 orang, padahal kapasitas maksimal lapas itu idealnya hanya 220 orang.
“Diharapkan dengan adanya skrining rutin bisa mendeteksi dini adanya penyakit, sehingga penanganannya bisa lebih cepat untuk menghindari terjadinya penularan,” pungkasnya.
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang dapat melemahkan kemampuan tubuh melawan infeksi dan penyakit. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kondisi di mana HIV sudah pada tahap infeksi akhir.
Virus ini bisa ditularkan melalui kontak cairan tubuh, seperti cairan vagina atau sperma saat melakukan aktivitas seksual, penggunaan jarum suntik secara bergantian.
Baca juga: Potensi karhutla di Kotim menurun pasca hujan lebat
Dalam skrining kesehatan ini Petugas Kesehatan dari Klinik Pratama Lapas Kelas IIB Sampit bekerjasama dengan Puskesmas Ketapang I. Kegiatan ini dipimpin oleh dr. Endah dari Puskesmas Ketapang I dan diawasi oleh dr. Kaharudin selaku dokter yang bertugas di Klinik Pratama Lapas Sampit
Petugas medis melaksanakan skrining dengan metode pemeriksaan sampel darah pasien yang dilakukan dengan mengambil sampel darah pasien untuk kemudian diteliti di laboratorium.
Tes ini mencari antibodi dan antigen HIV dalam darah pasien. Antigen adalah bagian dari virus HIV yang memicu sistem kekebalan tubuh Anda untuk melawan infeksi. Sebelum diambil sampel darahnya terlebih dahulu dilakukan konseling kepada para warga binaan ini.
Konseling dilakukan untuk membantu persiapan pemeriksaan dan antisipasi terhadap hasil tes, agar warga binaan memahami dan bisa lebih bertanggung jawab pada kesehatan diri dan resiko penularan apabila terdapat hasil tes positif.
Jika hasil skrining diketahui ada indikasi warga binaan menderita HIV, maka pihak Lapas akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan apakah warga binaan yang dicurigai benar sakit HIV atau tidak.
Dalam kesempatan tersebut, Meldy menyampaikan terima kasih dan mengapresiasi pemerintah daerah melalui Puskesmas Ketapang I yang selama ini sering melaksanakan kegiatan pemeriksaan kesehatan kepada warga binaan Lapas Sampit.
“Kami berharap kerjasama ini dapat terus ditingkatkan karena sangat bermanfaat untuk Lapas Sampit dan warga binaan,” demikian Meldy.
Baca juga: Festival Anak Shaleh Indonesia ajang wujudkan generasi Kotim berakhlakul karimah
Baca juga: Gapki Kalteng minta dukungan pemerintah pertahankan industri kelapa sawit
Baca juga: Sekda Kotim apresiasi optimalisasi tata kelola produk pelayanan Kecamatan Baamang
“Kegiatan ini kami lakukan secara berkala sebagai wujud kepedulian kami terhadap kesehatan warga binaan, serta untuk menjaga lingkungan lapas yang aman dan sehat,” kata Kepala Lapas Kelas IIB Sampit Meldy Putera di Sampit, Jumat.
Skrining kesehatan ini untuk mendeteksi dini adanya penyakit HIV/AIDS di lingkungan lapas, sehingga pihaknya dapat memberikan perawatan yang tepat kepada warga binaan yang terinfeksi serta mencegah penularan terhadap warga binaan lainnya.
Terlebih, ruang lingkup lapas yang terbatas dengan jumlah warga binaan yang padat bahkan melampaui kapasitas dapat mempercepat penularan penyakit. Pasalnya, jumlah penghuni Lapas Kelas IIB Sampit saat ini lebih dari 900 orang, padahal kapasitas maksimal lapas itu idealnya hanya 220 orang.
“Diharapkan dengan adanya skrining rutin bisa mendeteksi dini adanya penyakit, sehingga penanganannya bisa lebih cepat untuk menghindari terjadinya penularan,” pungkasnya.
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang dapat melemahkan kemampuan tubuh melawan infeksi dan penyakit. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kondisi di mana HIV sudah pada tahap infeksi akhir.
Virus ini bisa ditularkan melalui kontak cairan tubuh, seperti cairan vagina atau sperma saat melakukan aktivitas seksual, penggunaan jarum suntik secara bergantian.
Baca juga: Potensi karhutla di Kotim menurun pasca hujan lebat
Dalam skrining kesehatan ini Petugas Kesehatan dari Klinik Pratama Lapas Kelas IIB Sampit bekerjasama dengan Puskesmas Ketapang I. Kegiatan ini dipimpin oleh dr. Endah dari Puskesmas Ketapang I dan diawasi oleh dr. Kaharudin selaku dokter yang bertugas di Klinik Pratama Lapas Sampit
Petugas medis melaksanakan skrining dengan metode pemeriksaan sampel darah pasien yang dilakukan dengan mengambil sampel darah pasien untuk kemudian diteliti di laboratorium.
Tes ini mencari antibodi dan antigen HIV dalam darah pasien. Antigen adalah bagian dari virus HIV yang memicu sistem kekebalan tubuh Anda untuk melawan infeksi. Sebelum diambil sampel darahnya terlebih dahulu dilakukan konseling kepada para warga binaan ini.
Konseling dilakukan untuk membantu persiapan pemeriksaan dan antisipasi terhadap hasil tes, agar warga binaan memahami dan bisa lebih bertanggung jawab pada kesehatan diri dan resiko penularan apabila terdapat hasil tes positif.
Jika hasil skrining diketahui ada indikasi warga binaan menderita HIV, maka pihak Lapas akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan apakah warga binaan yang dicurigai benar sakit HIV atau tidak.
Dalam kesempatan tersebut, Meldy menyampaikan terima kasih dan mengapresiasi pemerintah daerah melalui Puskesmas Ketapang I yang selama ini sering melaksanakan kegiatan pemeriksaan kesehatan kepada warga binaan Lapas Sampit.
“Kami berharap kerjasama ini dapat terus ditingkatkan karena sangat bermanfaat untuk Lapas Sampit dan warga binaan,” demikian Meldy.
Baca juga: Festival Anak Shaleh Indonesia ajang wujudkan generasi Kotim berakhlakul karimah
Baca juga: Gapki Kalteng minta dukungan pemerintah pertahankan industri kelapa sawit
Baca juga: Sekda Kotim apresiasi optimalisasi tata kelola produk pelayanan Kecamatan Baamang