Palangka Raya (ANTARA) - Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Sugianto mengatakan, bahwa saat ini pihaknya tengah melakukan berbagai upaya, salah satunya mengoptimalkan komoditas cabai dalam mengendalikan inflasi di daerah ini.
"Kita ketahui bersama, pada Juli 2024 terjadi inflasi year on year (y-on-y) Kota Palangka Raya sebesar 1,81 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,73. Jadi kami pemerintah terus berupaya untuk mengendalikan inflasi," katanya di Palangka Raya, Rabu.
Dirinya menjelaskan, bahwa dalam mengoptimalkan komoditas cabai, pada 2024 ini pihaknya telah menanam sebanyak 2.000 pohon cabai di Kota Palangka Raya.
Sebanyak 2.000 pohon cabai tersebut, 1.000 pohon cabai di antaranya ditanam di demplot yang berada di kebun Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Palangka Raya.
"Kemudian 1.000 pohon cabai lainnya kami berikan kepada masyarakat untuk ditanam di lahan masing-masing sehingga dapat berdampak pada ketahanan pangan masyarakat," ucapnya.
Baca juga: Fairid Naparin kantongi empat surat rekomendasi partai
Sugianto mengakui, bahwa upaya optimalisasi komoditas cabai ini belum dapat menghentikan ketergantungan Kota Palangka Raya terhadap suplai cabai dari daerah lain.
Hal ini dikarenakan Kota Palangka Raya sendiri merupakan daerah konsumtif dan bukan daerah penghasil pangan, sehingga untuk memenuhi kebutuhan cabai untuk masyarakat di daerah ini masih memerlukan pasokan dari luar Kalimantan Tengah.
"Kebutuhan konsumsi cabai rawit di Kota Palangka Raya per tahun nya sebanyak 661,22 ton, akan sulit bagi kita untuk tidak bergantung pada daerah lain," ujarnya.
Untuk itu pihaknya selaku pemerintah hingga saat ini terus berupaya melakukan pembinaan, penyuluhan dan edukasi percontohan atau demplot kepada para petani.
Hal itu dilakukan agar para petani di Kota Palangka Raya dapat tetap semangat untuk mengembangkan berbagai komoditas, salah satunya komoditas cabai rawit.
"Iya potensi Kota Palangka Raya saat ini lebih ke arah pengembangan hortikultura, seperti komoditas cabai, semangka dan sayuran. Karena saat ini komoditas tersebut yang masih menjanjikan," demikian Sugianto.
Baca juga: DPRD harapkan aturan penyediaan alat kontrasepsi untuk pelajar direvisi
Baca juga: Pelajar di Palangka Raya diminta kurangi konsumsi makanan mengandung pengawet di sekolah
Baca juga: Pemkot Palangka Raya dapat pendampingan GIZ Jerman untuk pengelolaan sampah
"Kita ketahui bersama, pada Juli 2024 terjadi inflasi year on year (y-on-y) Kota Palangka Raya sebesar 1,81 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,73. Jadi kami pemerintah terus berupaya untuk mengendalikan inflasi," katanya di Palangka Raya, Rabu.
Dirinya menjelaskan, bahwa dalam mengoptimalkan komoditas cabai, pada 2024 ini pihaknya telah menanam sebanyak 2.000 pohon cabai di Kota Palangka Raya.
Sebanyak 2.000 pohon cabai tersebut, 1.000 pohon cabai di antaranya ditanam di demplot yang berada di kebun Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Palangka Raya.
"Kemudian 1.000 pohon cabai lainnya kami berikan kepada masyarakat untuk ditanam di lahan masing-masing sehingga dapat berdampak pada ketahanan pangan masyarakat," ucapnya.
Baca juga: Fairid Naparin kantongi empat surat rekomendasi partai
Sugianto mengakui, bahwa upaya optimalisasi komoditas cabai ini belum dapat menghentikan ketergantungan Kota Palangka Raya terhadap suplai cabai dari daerah lain.
Hal ini dikarenakan Kota Palangka Raya sendiri merupakan daerah konsumtif dan bukan daerah penghasil pangan, sehingga untuk memenuhi kebutuhan cabai untuk masyarakat di daerah ini masih memerlukan pasokan dari luar Kalimantan Tengah.
"Kebutuhan konsumsi cabai rawit di Kota Palangka Raya per tahun nya sebanyak 661,22 ton, akan sulit bagi kita untuk tidak bergantung pada daerah lain," ujarnya.
Untuk itu pihaknya selaku pemerintah hingga saat ini terus berupaya melakukan pembinaan, penyuluhan dan edukasi percontohan atau demplot kepada para petani.
Hal itu dilakukan agar para petani di Kota Palangka Raya dapat tetap semangat untuk mengembangkan berbagai komoditas, salah satunya komoditas cabai rawit.
"Iya potensi Kota Palangka Raya saat ini lebih ke arah pengembangan hortikultura, seperti komoditas cabai, semangka dan sayuran. Karena saat ini komoditas tersebut yang masih menjanjikan," demikian Sugianto.
Baca juga: DPRD harapkan aturan penyediaan alat kontrasepsi untuk pelajar direvisi
Baca juga: Pelajar di Palangka Raya diminta kurangi konsumsi makanan mengandung pengawet di sekolah
Baca juga: Pemkot Palangka Raya dapat pendampingan GIZ Jerman untuk pengelolaan sampah