Pangkalan BunĀ (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah terus berupaya mengoptimalkan program Bank Sampah, sebagai upaya mengurangi limbah non organik rumah tangga di kabupaten setempat.
Sampai saat ini telah ada lima Bank sampah yang berada di perkotaan, kata Kabid Kepala Bidang Pengelolaan Kebersihan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup (P2KLH) Nurliani di Pangkalan Bun, Kamis.
"Progresnya pun sudah berjalan pengelolaan sampah dari rumah-rumah warga. Semoga kedepannya terus meningkat," ucapnya.
Adapun lima bank sampah yang telah berhasil dibangun oleh DLH Kobar yakni, di Kelurahan Mendawai RT 1,2,3, Kelurahan Sidorejo RT 21, dan Kelurahan Madurejo di Pondok Pesantren Ar-Wahdah.
Nurliani mengatakan bahwa pihaknya sangat bersyukur bahwa saat ini masyarakat sudah mulai aktif memilah sampah organik maupun non organik dari limbah rumah tangga untuk ditabung menjadi bernilai ekonomis.
"Ini kita jadwalkan dua Minggu sekali atau sebulan sekali tergantung permintaan dari masyarakat di RT masing-masing di titik kumpul yang sudah ditentukan, dengan dijual dan dihargai mereka jadi semangat memilah sampah" ucapnya.
Baca juga: Pemda terus dorong dan fasilitasi pelaku UMKM di Kobar pasarkan produknya melalui daring
Kabid di DLH Kobar itu menyampaikan bahwa hingga kini banyak masyarakat yang berminat untuk melakukan gerakan pemilahan sampah tersebut. Dia pun mencontohkan baru-baru ini para warga RT 5 dan RT 7 di Kelurahan Mendawai, sudah langsung menghubungi Bidang P2KLH, DLH Kobar.
Dia pun memastikan pihaknya tidak memaksakan dalam hal ini, tetapi melalui program ini merupakan upayanya untuk menyadarkan masyarakat dengan adanya gerakan tersebut bermanfaat bagi masyarakat itu sendiri.
Selain itu, Nurliani mengungkapkan, bahwa kedepannya pihaknya akan berupaya membuat bank sampah untuk limbah organik yang dibentuk dalam kompos, sehingga hasil kompos dari sampah warga tersebut akan dibeli oleh pihak DLH Kobar. Sebab, ada Bidang RTH yang menangani masalah pertanaman.
"Tentunya kita butuh sampah organiknya atau pupuk komposnya, oleh karena kita harus bersinergi supaya dengan adanya nilai jual masyarakat jadi bersemangat," demikian Nurliani.
Baca juga: Dishub Kobar respons cepat keluhan masyarakat terkait angkutan
Baca juga: Pemkab luncurkan logo resmi untuk peringatan HUT Ke-65 kabupaten kobar
Baca juga: Sekda Kobar apresiasi MTQH berlangsung sukses
Sampai saat ini telah ada lima Bank sampah yang berada di perkotaan, kata Kabid Kepala Bidang Pengelolaan Kebersihan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup (P2KLH) Nurliani di Pangkalan Bun, Kamis.
"Progresnya pun sudah berjalan pengelolaan sampah dari rumah-rumah warga. Semoga kedepannya terus meningkat," ucapnya.
Adapun lima bank sampah yang telah berhasil dibangun oleh DLH Kobar yakni, di Kelurahan Mendawai RT 1,2,3, Kelurahan Sidorejo RT 21, dan Kelurahan Madurejo di Pondok Pesantren Ar-Wahdah.
Nurliani mengatakan bahwa pihaknya sangat bersyukur bahwa saat ini masyarakat sudah mulai aktif memilah sampah organik maupun non organik dari limbah rumah tangga untuk ditabung menjadi bernilai ekonomis.
"Ini kita jadwalkan dua Minggu sekali atau sebulan sekali tergantung permintaan dari masyarakat di RT masing-masing di titik kumpul yang sudah ditentukan, dengan dijual dan dihargai mereka jadi semangat memilah sampah" ucapnya.
Baca juga: Pemda terus dorong dan fasilitasi pelaku UMKM di Kobar pasarkan produknya melalui daring
Kabid di DLH Kobar itu menyampaikan bahwa hingga kini banyak masyarakat yang berminat untuk melakukan gerakan pemilahan sampah tersebut. Dia pun mencontohkan baru-baru ini para warga RT 5 dan RT 7 di Kelurahan Mendawai, sudah langsung menghubungi Bidang P2KLH, DLH Kobar.
Dia pun memastikan pihaknya tidak memaksakan dalam hal ini, tetapi melalui program ini merupakan upayanya untuk menyadarkan masyarakat dengan adanya gerakan tersebut bermanfaat bagi masyarakat itu sendiri.
Selain itu, Nurliani mengungkapkan, bahwa kedepannya pihaknya akan berupaya membuat bank sampah untuk limbah organik yang dibentuk dalam kompos, sehingga hasil kompos dari sampah warga tersebut akan dibeli oleh pihak DLH Kobar. Sebab, ada Bidang RTH yang menangani masalah pertanaman.
"Tentunya kita butuh sampah organiknya atau pupuk komposnya, oleh karena kita harus bersinergi supaya dengan adanya nilai jual masyarakat jadi bersemangat," demikian Nurliani.
Baca juga: Dishub Kobar respons cepat keluhan masyarakat terkait angkutan
Baca juga: Pemkab luncurkan logo resmi untuk peringatan HUT Ke-65 kabupaten kobar
Baca juga: Sekda Kobar apresiasi MTQH berlangsung sukses