Buntok (ANTARA) -
Dewan Pengurus Daerah Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII) di Barito Selatan, Kalimantan Tengah melaksanakan lokakarya penguatan moderasi beragama yang diikuti para guru pendidikan agama Islam.
 
Ketua DPD AGPAII Barito Selatan Tugimin di Buntok, Sabtu, mengatakan, lokakarya atau workshop yang dilaksanakan ini seiring dengan kebijakan pemerintah menggelorakan moderasi beragama dan penerapan Kurikulum Merdeka Belajar mulai tahun ajaran 2022/2023.
 
"Dengan adanya kebijakan tersebut, guru pendidikan agama Islam harus berbenah dalam menyesuaikan kebijakan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi tersebut," katanya.
 
Oleh karena itu, pihaknya melaksanakan workshop penguatan moderasi beragama bagi guru agama Islam pada SD, SMP dan SMA sederajat.
 
Pada kesempatan itu Tugimin juga mengajak guru pendidikan agama Islam agar tetap menjaga keharmonisan masyarakat. Sikap toleransi dapat menjaga hubungan masyarakat supaya tetap harmonis di tengah perbedaan.
 
"Dengan adanya sikap tersebut, kenyamanan dan ketenteraman masyarakat akan tetap terjaga di tengah perbedaan," ucap Tugimin yang juga guru pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Buntok itu.

Baca juga: KPU Barsel: Penetapan paslon pilkada dijadwalkan 22 September 2024
 
Kasi Pendidikan Islam pada Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Barito Selatan Irfan menyambut baik serta mengapresiasi dilaksanakannya kegiatan workshop yang dirangkai dengan Konferensi Daerah DPD AGPAII setempat.
 
"Moderasi beragama dalam pendidikan merupakan upaya untuk menanamkan pemahaman atas keberagaman agama, etnis, ras dan budaya," katanya mewakili Kepala Kemenag Barito Selatan, Arbaja.
 
Untuk itu, guru memiliki peran penting dalam mendukung moderasi beragama dengan membentuk akhlak dan menanamkan nilai-nilai moderasi beragama kepada siswa.
 
Guru juga lanjut dia, memiliki peran penting dalam membangun rasa saling pengertian antara peserta didik yang memiliki keyakinan keagamaan yang berbeda dan juga mengajarkan pentingnya mempraktikkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari siswa.
 
"Moderasi beragama ini penting ditanamkan kepada siswa agar tercipta hubungan harmonis antara guru, peserta didik, masyarakat dan lingkungan sekitar," jelas HM Irfan.
 
Ketua Panitia Penyelenggara Pahriani menyampaikan, jumlah peserta yang mengikuti kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari ini sebanyak 32 orang guru pendidikan agama Islam dari beberapa jenjang sekolah.
 
Ia menerangkan, untuk guru agama Islam dari jenjang SD yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 11 orang, guru agama Islam jenjang SMP sebanyak 12 orang dan guru agama Islam jenjang SMA sebanyak enam peserta.
 
"Jumlah guru agama Islam pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang mengikuti kegiatan ini sebanyak dua orang dan dari SLB sebanyak satu orang peserta, sehingga totalnya menjadi 32 orang peserta," terang Pahriani.

Baca juga: Pemkab Barsel gelar tabligh akbar Maulid Nabi Muhammad

Baca juga: Puluhan tenaga kerja konstruksi di Barsel ikuti sertifikasi supervisor K3

Baca juga: Masyarakat Barsel diajak waspadai ancaman radikalisme

Pewarta : Bayu Ilmiawan
Editor : Muhammad Arif Hidayat
Copyright © ANTARA 2024