Cianjur (ANTARA) - Petugas gabungan Kecamatan Kadupandak, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mengevakuasi 209 jiwa warga Desa Wargasari akibat pergerakan tanah yang terus meluas sehingga menyebabkan 63 rumah rusak dan puluhan lainnya terancam.

Sekretaris Kecamatan Kadupandak Mumuh Parhamubin saat dihubungi Minggu, mengatakan pergerakan tanah sudah terjadi pada Jumat (22/11) setelah hujan turun deras sehingga warga diminta waspada dan segera mengungsi terutama saat malam hari.

"Pada Sabtu petang pergerakan tanah terus meluas dan merusak puluhan rumah warga, sehingga kami melakukan evakuasi warga dari dua kampung ke lokasi pengungsian yang dibangun di area kantor Desa Wargasari," katanya.

Bahkan pergerakan tanah membuat lima rumah warga berlantai dua ambruk pada Minggu pagi, sehingga sekitar 63 kepala keluarga terdiri atas 209 jiwa yang semula mengungsi ke rumah sanak saudaranya dievakuasi ke lokasi pengungsian yang dibangun petugas gabungan.

Hal tersebut dilakukan karena hujan yang kembali turun deras pada Minggu siang dengan intensitas lebih dari dua jam, sehingga untuk menghindari hal yang tidak diinginkan warga terpaksa diungsikan ke tempat yang dinilai aman.

"Saat ini dua tenda besar yang terpasang di dekat kantor desa, sudah dapat digunakan untuk warga mengungsi sementara, bahkan BPBD dan Dinas Sosial Cianjur sudah mendirikan posko termasuk dapur umum," katanya.

Bahkan pihaknya sudah berkoordinasi dengan dinas terkait di Pemkab Cianjur, PMI Cianjur dan Baznas Cianjur untuk menyalurkan logistik ke lokasi pengungsian guna meringankan beban warga termasuk untuk membantu kelancaran dapur umum.

"Kami juga berkoordinasi dengan pusat layanan kesehatan untuk membangun posko kesehatan di lokasi pengungsian agar warga yang membutuhkan pelayanan kesehatan tidak perlu jauh ke puskesmas," katanya.

Dia menambahkan pergerakan tanah di wilayah tersebut juga menyebabkan jalan penghubung antardesa di Desa Wargasari terputus karena amblas dan beberapa belas meter di antaranya terutup longsor akibat pergerakan tanah.

"Untuk saat ini jalan penghubung antardesa hanya bisa dilewati kendaraan roda dua, karena di beberapa titik landasan jalan amblas dan tertutup longsor akibat pergerakan tanah," katanya.

Seiring masih tingginya curah hujan di wilayah selatan, pihaknya meminta warga di wilayah rawan bencana termasuk terancam pergerakan tanah meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan serta segera mengungsi jika melihat tanda alam akan terjadi bencana.

"Kami sudah menyebar Relawan Tangguh Bencana (Retana) di setiap desa di Kadupandak untuk melakukan pengawasan dan membuat laporan terkait situasi terkini di wilayah kerjanya masing-masing sebagai upaya cepat penanganan ketika terjadi bencana," katanya.


Pewarta : Ahmad Fikri
Editor : Rendhik Andika
Copyright © ANTARA 2024