Nanga Bulik (ANTARA) - Politeknik Lamandau, Kalimantan Tengah tak membatasi kegiatan edukasi untuk para mahasiswanya saja, tetapi juga dilakukan kepada berbagai kalangan masyarakat lain yang salah satunya adalah para pelajar di SMK Negeri 1 Bulik.

Salah satunya seperti yang dilakukan Dosen Teknologi Produksi Tanaman Perkebunan Politeknik Lamandau Yulio Kristian Tinduh melalui program pengabdian masyarakat di SMK Negeri 1 Bulik tersebut.

"Dalam kegiatan ini, kami memberi penyuluhan pengendalian gulma pada perkebunan kelapa sawit secara selektif," katanya di Nanga Bulik, Rabu.

Materi yang dipaparkan disertai video praktik, sehingga siswa dapat melihat secara jelas jenis-jenis gulma yang bermanfaat. Materi yang dipaparkan mengenai jenis-jenis gulma berbahaya dan dampak dari keberadaan gulma berbahaya dan gulma bermanfaat.

Baca juga: DPUPR Lamandau optimalkan peran dunia usaha pacu pembangunan daerah

Penyuluhan yang diberikan adalah pentingnya pengendalian gulma dalam perkebunan kelapa sawit. Gulma jika tidak dikendalikan dapat menyebabkan terjadinya persaingan dalam mendapatkan sinar matahari dan semua unsur hara.

"Gulma memiliki beberapa jenis antara lain gulma berkayu, berdaun lebar, pakis, teki dan rumput," terangnya.

Adapun pengendalian gulma yang ada di perkebunan kelapa sawit dapat dilakukan secara manual, mekanis, biologis dan kimiawi. Gulma berbahaya seperti Imperata cylindrica, Mikania micrantha dan Chromolaena odorata yang hidup di perkebunan kelapa sawit harus dimusnahkan.

Tetapi, dipaparkannya, tidak semua gulma yang ada di perkebunan kelapa sawit harus dimusnahkan. Ada beberapa gulma yang jika hidup di perkebunan kelapa sawit yang dibudidayakan memberi manfaat yang baik dan menjadi rumah bagi predator alami untuk hama yang menyerang kelapa sawit.

"Siswa dikenalkan dengan gulma yang ada di perkebunan kelapa sawit seperti Turnera subulata, Cassia cobanensis, Hibiscus rosa sinensis, Antigonon leptopus, Euphorbia heteropylla yang dapat menjadi rumah bagi predator alami Sycanus sp. dan Eocanthecona furcellata yang menjadi musuh alami hama ulat api dan ulat kantong," jelasnya.

Jika tanaman yang menjadi rumah bagi predator ini dibudidayakan di dalam perkebunan kelapa sawit, dapat mengurangi penggunaan bahan kimia dan juga menjadi penerapan dalam pelaksanaan pengendalian hama terpadu yang ada di perkebunan kelapa sawit.


Baca juga: Pj Bupati Lamandau terima penghargaan saat Hari Jadi Brimob

Baca juga: Pemkab Lamandau dukung pengembangan olahraga rekreasi

Baca juga: DWP Lamandau terus tingkatkan kapasitas dukung pembangunan daerah


Pewarta : Yansyah/Arif Hidayat
Editor : Muhammad Arif Hidayat
Copyright © ANTARA 2024