Nanga Bulik (ANTARA) - Politeknik Lamandau, Provinsi Kalimantan Tengah mendampingi para siswa di SMKN 1 Bulik untuk memahami tentang penyeleksian bibit sawit dengan baik dan benar.
"Kami melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat, dan salah satu sasaran kegiatannya adalah para siswa di SMKN 1 Bulik," terang Dosen Teknologi Produksi Tanaman Perkebunan Politeknik Lamandau Yulio Kristian Tinduh di Nanga Bulik, Kamis.
Salah satu kegiatan yang dilaksanakan, yakni penyuluhan penanaman bibit kelapa sawit ke lapangan oleh para siswa. Pihaknya melaksanakan penyuluhan dan pendampingan agar para siswa mampu melakukan seleksi bibit dan hanya menanam bibit yang normal.
"Seleksi dilakukan bertujuan agar hanya bibit normal saja yang ditanam ke lapangan," jelasnya.
Dia mengatakan, bibit yang baik untuk ditanam adalah ketika bibit berusia sudah 12 bulan, dan seleksi dilakukan juga untuk melihat kondisi bibit.
Baca juga: Penjabat Bupati sebut pilkada di Sukamara berjalan lancar
Menurutnya hanya bibit normal saja yang ditanam di lapangan, sedangkan bibit abnormal tidak diperkenankan untuk ditanam. Bibit abnormal memiliki ciri-ciri pertumbuhan kerdil, daun mengkerut, daun tidak terbuka, serta bibit tumbuh tegak tidak mekar sempurna.
Kemudian pihaknya juga memberi informasi kepada siswa mengenai lubang tanam ideal untuk bibit kelapa sawit, yakni lubang tanam tidak boleh dibuat terlalu dalam maupun terlalu dangkal.
Dijabarkannya, lubang tanam yang paling ideal untuk bibit kelapa sawit adalah lubang tanam dengan ukuran 90 x 90 x 60 cm untuk panjang 90 cm, lebar 90 cm dan dalam 60 cm dengan dinding lubang tanam yang tegak lurus.
"Dampak dari lubang tanam yang terlalu dangkal dapat menyebabkan pokok kelapa sawit tumbang ketika batang pokok bertambah besar," ucapnya.
Lebih lanjut disampaikannya, dari pengabdian kepada masyarakat ini dapat ditarik kesimpulan yaitu pemberian informasi mengenai penanaman bibit kelapa sawit ke lapangan budi daya kelapa sawit, menjadi hal penting karena menjadi faktor penting dalam keberhasilan budi daya kelapa sawit hingga usia kelapa sawit berusia 25 tahun.
"Kesalahan dalam menanam bibit abnormal dapat menyebabkan kerugian untuk pelaku usaha, mulai dari biaya besar yang dikeluarkan hingga produksi hasil TBS yang diinginkan tidak tercapai," tuturnya.
Baca juga: Paslon Nadalsyah-SHD klaim menang tipis di Pilkada Kalteng
Baca juga: Klaim unggul versi hitungan cepat, Paslon MAS'E deklarasikan kemenangan di Pilkada Sukamara
Baca juga: Paslon nomor urut 1 dan 4 saling klaim kemenangan di Pilkada Kapuas