Nanga Bulik (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah menggelar kontes durian lokal tahun 2025 sebagai salah satu upaya untuk menemukan varietas durian unggul lokal yang menjadi ciri khas daerah.
"Sehingga ke depannya bisa kita daftarkan ke Kementrian Pertanian," kata Sekda Lamandau Irwansyah di sela pembukaan kontes di Nanga Bulik, Kamis.
Dia menjelaskan, pelaksanaan kontes ini sekaligus menjadi upaya pemerintah kabupaten dalam pengembangan inovasi, supaya buah durian tidak hanya menjadi buah musiman atau setahun sekali berbuah, namun bisa dipanen sepanjang tahun.
Mengingat potensi yang bagus di Lamandau, diharap ini bisa menjadi peluang usaha di desa seperti agrowisata buah menarik, yakni masyarakat bisa berkunjung ke kebun petani langsung memetik dari pohon.
"Ini menjadi tantangan dan peluang pengelolaan kita bersama-sama ke depannya," ujarnya.
Baca juga: Kerukunan Keluarga Kapakat Lamandau gelar perayaan Natal, berbagi kasih secara universal
Irwansyah ingin, agar pelaksanaan kontes ini berjalan optimal, sehingga benar-benar mampu menggali potensi buah durian unggulan lokal maupun terbaik yang memiliki ciri khas Lamandau.
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Lamandau Tiryan Kuderon menambahkan, kontes durian lokal adalah upaya pemerintah kabupaten dalam menggali dan menemukan keragaman sumber daya genetik/hayati unggul yang dimiliki daerah yang memiliki daya tarik bagi penikmat durian.
Adapun kontes durian lokal 2025 ini menjadi yang ketiga kalinya diselenggarakan. Yakni kontes pertama pada 2021, kemudian pada 2022 dan 2023 di Lamandau tidak terjadi musim buah durian, sehingga kontes kedua baru kembali dilaksanakan pada 2024.
"Kontes durian lokal ini kamo selenggarakan untuk meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap durian lokal, sekaligus dalam upaya menahan gempuran buah-buahan impor ke pasar lokal," tuturnya.
Adapun peserta kontes berasal dari desa-desa di berbagai kecamatan yang saat ini pohon duriannya masih berbuah, juga sebagai bagian dari promosi hasil pertanian (agro wisata) dari desa-desa tersebut.
Kontes yang dipusatkan di Nanga Bulik ini, diikuti sebanyak sembilan peserta dari delapan desa dan empat kecamatan dengan menampilkan 22 varietas.
Baca juga: DPD RI: Masyarakat dukung program ketahanan pangan di Kalteng
Baca juga: Peneliti nilai program Makan Bergizi Gratis berdampak pada penambahan lapangan kerja baru