Sampit (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resort Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah berhasil mengevakuasi seekor buaya dengan panjang 2,5 meter yang meresahkan warga Desa Makarti Jaya, Kecamatan Pulau Hanaut. 

“Buaya tersebut berhasil diamankan menggunakan teknik jerat yang kami pasang sekitar 15 hari lalu di parit kecil di belakang rumah warga Desa Makarti Jaya,” kata Komandan BKSDA Resor Sampit Muriansyah di Sampit, Rabu. 

Muriansyah menjelaskan, operasi penangkapan buaya muara ini bermula dari laporan warga setempat tentang adanya buaya yang sudah cukup lama berkeliaran di wilayah tersebut, tepatnya di sungai pengaringan atau irigasi Dusun London. 

Tak hanya itu, buaya berjenis kelamin jantan ini disebut telah memangsa puluhan ternak unggas milik warga. Bahkan, buaya itu pula yang telah menyerang salah seorang warga sekitar dua bulan yang lalu.

Menindaklanjuti laporan itu, BKSDA Resort Sampit pun memasang perangkat berupa alat jerat untuk menangkap satwa liar yang dilindungi Undang-Undang tersebut, dalam kegiar ini pihaknya turut dibantu warga Desa setempat. 

“Setelah 15 hari pasca pemasangan jerat itu alhamdulillah buaya akhirnya terjerat tanpa ada luka,” lanjutnya.

Evakuasi ini dilakukan untuk menghindari potensi konflik antara manusia dan buaya, serta diharapkan bisa memberikan rasa aman bagi warga setempat.

Baca juga: Disdik Kotim tekankan pentingnya kompetensi manajerial guru penggerak

Dalam giat evakuasi ini BKSDA Resor Sampit dibantu dua anggota Komunitas Reptil Sampit, mulai pukul 09:00 WIB hingga 13:00 WIB. Evakuasi ini disaksikan oleh warga dan kepala desa setempat serta dua anggota Polairud Polda Kalteng.

Prosesnya berjalan lancar, hanya saja rute yang ditempuh cukup berliku, lantaran untuk menuju ke Desa Makarti Jaya harus menyeberangi Sungai Mentaya ditambah berkendara selama kurang lebih dua jam.

“Saat ini buaya tersebut kami amankan di Pos Manggala Agni Pondok Kerja Sampit, sembari menunggu arahan lebih lanjut dari pimpinan terkait lokasi lepas liar dan sebagainya,” ujarnya.

Ia  menambahkan, berdasarkan pengakuan warga Desa Makarti Jaya jumlah buaya yang di wilayah itu lebih dari satu ekor, bahkan disebut-sebut ada buaya lain yang berukuran lebih besar, tapi kemunculannya jauh dari perairan pemukiman.

Oleh karena itu, ia pun mengimbau warga untuk tetap waspada, terutama ketika beraktivitas di sungai atau irigasi. Apabila menemukan atau melihat kemunculan satwa liar yang berpotensi membahayakan agar segera melapor ke pihaknya atau aparat setempat.

Warga juga diimbau untuk tidak melakukan tindakan-tindakan yang dapat memancing kedatangan buaya. Seperti membuang sampah rumah tangga maupun bangkai ke sungai, serta tidak memelihara ternak di sekitar sungai.

“Kami juga mengimbau warga untuk tidak beraktivitas di sungai atau sekitar sungai dan irigasi pada saat hari sudah gelap, seperti petang dan subuh karena pada waktu-waktu itu kerap ada laporan kemunculan buaya,” demikian Muriansyah.

Baca juga: Merajut asa di balik jeruji, warga binaan Lapas Sampit belajar hidroponik

Baca juga: Ditemukan barang kedaluwarsa dijual dengan diskon

Baca juga: 18 murid SMPN 1 Sampit wakili lomba peneliti belia tingkat nasional


Pewarta : Devita Maulina
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2024