Jakarta (ANTARA) - Budayawan dari Sastra Jawa Universitas Indonesia, Dr. Darmoko, S.S., M.Hum mengatakan dalang bukan sekadar seniman dan sutradara, tetapi juga guru yang mentransmisikan nilai-nilai budaya luhur kepada masyarakat.
"Dalang adalah penutur nilai keadiluhungan dan budaya, menjembatani tradisi dengan kebutuhan zaman," kata Darmoko kepada ANTARA, Jumat.
Namun, keberlangsungan seni pedalangan memerlukan dukungan berbagai pihak, karena dalang dan tim seniman membutuhkan jaringan, kerja sama antar organisasi, serta sinergi dengan instansi pemerintah dan swasta untuk memastikan kelangsungan seni pewayangan.
Oleh sebab itu, meninggalnya dalang kenamaan bergaya Surakarta, Ki. Dr. Ir. H. Warsina, M.Si. atau Ki Warsina Slenk, meninggalkan duka mendalam bagi dunia pedalangan.
Baca juga: Dalang senior Warseno Slenk tutup usia di Solo
Baca juga: Ki Manteb Soedarsono sempat lakukan ini sebelum meninggal
Sosoknya dikenal dengan keahlian olah suara yang memukau, kemampuan menyusun lakon yang membangun, dan kepiawaiannya menyampaikan kritik sosial.
Salah satu penampilannya yang berkesan adalah saat ia membawakan lakon “Begawan Lomana Mertobat” di Pondok Pesantren Ora Aji, Yogyakarta, bersama Miftah Maulana Habiburrohman.
Adapun, upaya melestarikan dan mengembangkan seni pedalangan terus dilakukan oleh berbagai organisasi, seperti Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia (Senawangi), Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi), dan Asosiasi Wayang ASEAN.
"Koordinasi antar organisasi ini penting untuk menjaga keberlanjutan seni pewayangan," ujar Darmoko.
Senawangi secara rutin menggelar lomba dalang, festival wayang, hingga peringatan Hari Wayang Nasional setiap 7 November.
Di tingkat lokal, sanggar dan paguyuban seni wayang juga menunjukkan eksistensinya melalui berbagai kegiatan.
Sementara itu, pelestarian wayang memerlukan komitmen bersama.
Menurut Darmoko, uluran tangan dari berbagai pihak sangat penting untuk memastikan dunia pedalangan tetap hidup dan diwariskan ke generasi mendatang.
Sebagai penjaga nilai-nilai budaya adiluhung, dalang tidak hanya mempertahankan tradisi, tetapi juga menjadikannya relevan dalam menjawab tantangan zaman.
Dunia pedalangan dan pewayangan, dengan kekayaan filosofi dan seni yang dimilikinya, layak mendapatkan tempat istimewa dalam masyarakat modern.