Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah akan menertibkan penggunaan kendaraan roda tiga pengangkut sampah bantuan pemerintah yang digunakan tidak sesuai peruntukannya.
"Kita lakukan inventarisasi, setelah itu akan kita tarik kembali. Ya nanti kita akan serahkan kepada camat, bagaimana pengaturan yang tepat," kata Penjabat Sekretaris Daerah Kotawaringin Timur Sanggul Lumban Gaol di Sampit, Jumat.
Beberapa tahun terakhir, pemerintah daerah memberikan bantuan kendaraan roda tiga untuk memudahkan pengangkutan sampah di lingkungan RT maupun perumahan dan satuan pendidikan. Pengelolaannya diserahkan kepada RT maupun perkumpulan di lingkungan masing-masing penerima bantuan.
Bantuan itu diberikan secara bertahap setiap tahun. Jumlahnya diperkirakan sudah mencapai puluhan unit kendaraan roda tiga.
Kendaraan roda tiga itu ditujukan untuk memudahkan pengangkutan sampah rumah tangga dari lingkungan atau permukiman ke depo mini sampah. Ada delapan depo sampah yang tersebar di Sampit yakni di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang dan Baamang.
Belakangan, diduga ada yang menggunakan kendaraan tersebut untuk hal-hal yang bukan peruntukannya. Hal ini diketahui berdasarkan laporan yang diterima dari sejumlah lurah dan camat.
Baca juga: Pemkab Kotim berduka, Plt Camat Parenggean tutup usia
Hal ini tentu perlu disikapi karena sudah tidak sesuai dengan tujuan. Bantuan kendaraan roda tiga yang diberikan kepada lingkungan permukiman maupun satuan pendidikan itu ditujukan untuk menjaga kebersihan lingkungan.
"Kita memerlukan kendaraan roda tiga itu difungsikan untuk mengangkut sampah rumah tangga ke depo sampah. Bukan untuk yang lain. Makanya ini akan kita tertibkan dulu supaya pemanfaatannya sesuai peruntukannya," tegas Sanggul.
Saat ini permasalahan sampah sedang menjadi sorotan masyarakat. Hal itu lantaran menumpuknya sampah di delapan depo yang ada di pusat kota ini sehingga menimbulkan bau dan pemandangan yang tidak baik.
Sampah rumah tangga yang dihasilkan warga Sampit setiap harinya lebih dari 100 ton. Sayangnya, kemampuan pengangkutan ke tempat pembuangan akhir hanya berkisar 80 sampai 83 ton sehingga sampah sering tersisa.
Kondisi ini diperparah dengan tidak disiplinnya warga dalam hal waktu dan lokasi membuang sampah. Tidak sedikit yang membuang sampah ke depo pada siang hari dan hanya melemparnya di luar depo sehingga sampah kembali menumpuk.
Dinas Lingkungan Hidup sedang berupaya keras mengangkut sampah di depo untuk dibuang ke tempat pembuangan akhir. Upaya akan dilakukan semaksimal mungkin meski dihadapkan pada terbatasnya armada truk pengangkut sampah dan petugas.
"Kami meminta dukungan semua pihak agar masalah sampah ini bisa segera kita atasi. Kita upayakan dalam sebulan ini mudah-mudahan bisa selesai, sambil kita menyiapkan solusi jangka panjang," demikian Sanggul Lumban Gaol.
Baca juga: Sampit 'banjir' durian harga mulai Rp5 ribu
Baca juga: 41 warga binaan Lapas Sampit dapat remisi pada Natal 2024
Baca juga: Puncak arus mudik di Terminal Patih Rumbih diprediksi pada H-1 Tahun Baru