Sampit (ANTARA) - Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Palangka Raya Kalimantan Tengah (Kalteng) memeriksa puluhan sampel kuliner di Pasar Ramadhan di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah untuk memastikan kondisinya aman dikonsumsi.
"Hasil pengujian cepat menunjukkan bahwa seluruh sampel yang diambil memenuhi syarat (MS), atau bebas dari bahan berbahaya," kata Ketua Tim Kerja Informasi dan Komunikasi BBPOM Palangka Raya Astry Talenta Betharia di Sampit.
Pemeriksaan tersebut dilaksanakan Rabu (12/3) sore. BBPOM mengerahkan mobil laboratorium keliling sehingga sampel bisa langsung diperiksa di lokasi pengambilan sampel.
Tim yang dipimpin oleh Ketua Tim Kerja Informasi dan Komunikasi BBPOM Palangka Raya Astry Talenta Betharia, bergerak ke tiga lokasi utama yakni di kawasan Pasar Al Kamal, Pasar Keramat dan Pasar Wadai atau Pasar Ramadan di Taman Kota Sampit.
Kedatangan tim BBPOM cukup menyita perhatian pedagang. Namun mereka merespons positif langkah ini karena bertujuan untuk memastikan keamanan kuliner yang dijual dan akan dikonsumsi masyarakat.
Tim mengambil 25 sampel makanan dan minuman yang terdiri dari berbagai jenis kudapan, gorengan, pempek, jajanan pasar, serta minuman berwarna. Seluruh sampel tersebut langsung diuji menggunakan metode pengujian cepat untuk mendeteksi adanya kandungan bahan berbahaya.
Astry menjelaskan, pengujian dilakukan terhadap empat parameter uji bahan berbahaya seperti boraks, formalin, rhodamin B, dan methanyl yellow.
Baca juga: Pemkab Kotim pastikan THR ASN dibayar sesuai ketentuan
Pengujian cepat menunjukkan hasil yang menggembirakan. Seluruh sampel yang diambil dan diperiksa, dinyatakan memenuhi syarat (MS) atau bebas dari bahan berbahaya.
"Hasil pengujian ini juga menjadi indikasi positif bahwa para pedagang semakin sadar akan pentingnya penggunaan bahan tambahan pangan yang aman dan sesuai regulasi," ujarnya.
Usai sampelnya dinyatakan memenuhi syarat, petugas kemudian memasang stiker pada lapak pedagang yang sampel dagangannya diperiksa. Hal ini menyatakan bahwa pangan yang dijual pada tanggal tersebut bebas dari empat bahan berbahaya.
"Ini sebagai bentuk transparansi kepada masyarakat agar mereka merasa aman dalam membeli dan mengonsumsi takjil Ramadhan," timpal Astry.
BBPOM juga memberikan edukasi kepada para pedagang terkait praktik penanganan pangan yang aman, pentingnya menjaga kebersihan penjamah pangan dan tempat berjualan. Pedagang juga diingatkan agar selalu mencuci peralatan dengan bersih setelah digunakan.
"Kita juga sampaikan informasi terkait bahan berbahaya pada pangan, kiat mengolah pangan yg aman agar terhindar dr bahaya baik bahaya kimia, fisik maupun biologi. Kita juga menyarankan untuk selalu menjaga kebersihan saat mengolah dan menjual pangan," terangnya.
Selain itu, para pedagang juga diberikan informasi untuk tidak menggunakan wadah bekas sebagai kemasan makanan. Menutup makanan saat disajikan agar terhindar dari kontaminasi, dan tidak menggunakan kertas koran untuk melapisi atau membungkus makanan.
Baca juga: Pemkab Kotim sinkronisasi perencanaan pembangunan sikapi efisiensi anggaran
BBPOM mengimbau pedagang untuk selalu menjaga kebersihan saat mengolah dan menjual pangan, menyimpannya dengan wadah tertutup, serta menghindari penggunaan kertas koran sebagai alas makanan.
Imbauan itu ditanggapi positif oleh pedagang. Banyak dari pedagang yang langsung mengganti kertas koran alas maupun penutup makanan dengan bahan yang aman. Ini menunjukkan bahwa pedagang menerima dengan penuh kesadaran mengikuti anjuran tersebut.
"Risiko pengguna kertas koran bisa menyebabkan cemaran kimia dari tinta koran yang merupakan salah satu logam berat yang berbahaya bagi tubuh," demikian Astry.
Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur Abdurahman mengaku senang dan menyampaikan apresiasinya karena terus meningkatnya kesadaran pedagang dalam hal keamanan pangan.
Takjil yang diambil sebagai sampel dipilih secara acak dan diuji langsung di lokasi antara pukul 13.00 hingga 16.00 WIB. Hasilnya menunjukkan bahwa seluruh takjil memenuhi syarat.
"Ini adalah tren positif yang menandakan semakin meningkatnya kesadaran pedagang dalam menggunakan bahan tambahan pangan yang aman," ujarnya.
Abdurahman berharap dengan hasil pengawasan yang baik ini, pedagang diminta terus mempertahankan kebiasaan baik dalam mengolah dan menjual makanan. Masyarakat diimbau untuk tetap selektif dalam memilih pangan yang akan dikonsumsi agar terhindar dari hal yang tidak diinginkan.
Baca juga: DPRD Kotim berharap kebun sawit yang disita pusat bisa dikelola daerah
Baca juga: Komisi III usulkan evaluasi Wadir Pelayanan RSUD dr Murjani Sampit
Baca juga: Bulog Kotim kembali buka penjualan beras SPHP