Sampit (ANTARA) - Wakil Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah Irawati mengimbau masyarakat waspada terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang belakangan marak terjadi, bahkan salah satu anaknya sampai harus dirawat di rumah sakit karena penyakit itu.

“Sekarang ini bisa disebut musim demam berdarah, karena anak saya sendiri terkena DBD dan sekarang dirawat di RSUD dr Murjani Sampit. Selain itu, informasinya ada dua anggota kejaksaan juga sempat positif DBD. Maka dari itu, masyarakat diimbau agar lebih waspada,” kata Irawati di Sampit, Kamis.

Ia menjelaskan, meskipun berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa saat ini Kotim diliputi musim kemarau, tetapi dengan adanya fenomena siklon menyebabkan masih sering turun hujan di wilayah setempat.

Kondisi cuaca yang berubah-ubah seperti ini biasanya mendukung perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti, yang menularkan virus dengue. Berdasarkan keterangan pihak rumah sakit juga sudah ada beberapa kasus DBD yang terjadi belakangan.

Untuk itu, penting untuk meningkatkan kewaspadaan dan melakukan langkah-langkah pencegahan, terutama pemberantasan sarang nyamuk dengan melakukan 3M Plus, yakni menguras, menutup, dan mengubur barang bekas yang bisa menampung air, serta melakukan tindakan plus seperti menggunakan obat nyamuk, memasang kelambu, dan menjaga kebersihan lingkungan.

Baca juga: DPRD Kotim ingatkan pogram transmigrasi jangan sampai menimbulkan kecemburuan sosial

“Selain itu, saya mendorong pihak sekolah dan orang tua untuk mengaktifkan kegiatan bersih-bersih lingkungan agar anak-anaknya terhindar dari penyakit tersebut, karena anak-anak termasuk rentan terserang penyakit DBD,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUD dr Murjani Sampit, dr. Iman mengungkapkan sejak Januari - Juni 2025 tercatat ada 68 kasus DBD yang telah pihaknya tangani, meliputi 52 pasien rawat inap dan 16 pasien rawat jalan.

“Tidak semua pasien DBD dirujuk ke rumah sakit namun kalau memang pasien kondisinya masih bagus sebagian dilakukan perawatan di Puskesmas,” ujarnya.

Ia menerangkan, kasus DBD biasanya meningkat di antara musim peralihan dari hujan ke musim panas. Sebab pada kondisi itu jentik nyamuk tinggalnya lebih lama di genangan air dari sebelumnya hujan dan kemudian hari berikutnya musim panas. 

Ia pun mengimbau kepada masyarakat, ketika merasakan atau ada anggota keluarga yang mengalami demam tiga hari berturut-turut agar segera langsung melakukan cek darah ke fasilitas layanan kesehatan terdekat untuk memastikan pasien terpapar DBD atau tidak.

“Kalau memang ada yang sakit panas dan sudah minum obat tapi belum turun, kita sarankan ke Puskesmas untuk cek darah, supaya kalau memang positif DBD bisa ditangani dengan cepat,” demikian dr. Iman.

Baca juga: DPMD Kotim ingatkan pemerintah desa tidak abaikan temuan Inspektorat

Baca juga: Usai penertiban, angkutan ODOL di Kotim berkurang

Baca juga: DPRD Kotim telah setujui raperda perubahan APBD 2025


Pewarta : Devita Maulina
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2025