Sampit (ANTARA) - Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kalimantan Tengah melakukan penggantian jembatan yang berada di Jalan Jenderal Sudirman Km 21 arah Sampit-Pangkalan Bun atau yang biasa disebut Jembatan Sei Lenggana, untuk itu pengendara diimbau berhati-hati dan memperhatikan kapasitas muatan.

“Kami akan melakukan kegiatan penggantian Jembatan Sei Lenggana dan kami telah menyiapkan jalan dan jembatan darurat atau bailey. Mengacu pada kekuatan jembatan darurat itu kami sarankan maksimal kapasitas muatan yang lewat tidak lebih dari 8 ton,” kata PPK 1.3 Kalimantan Tengah dari BPJN Kalimantan Tengah Marhara Tua di Sampit, Rabu.

Ia menjelaskan, dilakukan penggantian terhadap jembatan yang berada di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur itu lantaran berdasarkan evaluasi pihaknya Nilai Kondisi (NK) jembatan itu sudah rusak berat.

Bagian abutment atau struktur bangunan yang berfungsi sebagai penopang pada jembatan itu sudah patah dan terguling, apabila dibiarkan terus menerus maka perekatan jembatan itu bisa lepas sepenuhnya.

Kondisi tersebut tentu berisiko bagi pengguna jalan, apalagi lokasi jembatan itu berada di ruas jalan Trans Kalimantan. Oleh karena itu, sebelum kondisinya semakin parah dilakukan penggantian jembatan.

Untuk kelancaran proyek tersebut maka akses lalu lintas di Jembatan Sei Lenggana akan ditutup total selama pekerjaan berlangsung. Pihaknya juga sudah menyiapkan jalan dan jembatan sementara sebagai jalur alternatif pengendara yang melintas di jalan tersebut.

Kegiatan ini telah dikoordinasikan dengan sejumlah instansi terkait, mulai dari Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum, Satlantas Polres Kotim dan lainnya.

“Jadi rencananya Jembatan Sei Lenggana itu akan kami tutup total, karena kami akan melakukan pemancangan dan pembongkaran jembatan yang lama diganti dengan yang baru. Tapi untuk tau mulai pastinya kapan masih kami koordinasikan dengan instansi terkait,” jelasnya.

Baca juga: Picu kecelakaan, Wabup Kotim imbau masyarakat tidak sembarangan bermain layangan

Ia melanjutkan, karena jembatan sementara itu bersifat darurat maka ia meminta kerjasama dan kesadaran semua pihak terutama pengguna jalan, angkutan jasa barang maupun orang agar memperhatikan beban muatan yang dibawa agar tidak lebih dari 8 ton.

“Karena kalau lebih dari itu takutnya ini karena sifatnya jalan dan jembatan sementara kekuatannya tidak seperti jembatan eksisting yang lama, jadi kalau lebih dari 8 ton risikonya terlalu besar untuk kita semua,” imbuhnya.

Pihaknya bersama Dishub dan Satlantas Polres Kotim akan melakukan rekayasa lalu lintas sehubungan dengan penutupan sementara Jembatan Sei Lenggana, serta melakukan sosialisasi secara langsung maupun memanfaatkan media sosial.

Saat ini, jalan dan jembatan sementara telah dibangun adapun pekerjaan proyek dimulai setelah dipastikan jalur alternatif dapat berfungsi dengan baik. Berdasarkan kontrak proyek, pekerjaan itu ditargetkan selesai pada 3 Desember 2025.

Sementara itu, Kasatlantas Polres Kotim AKP Hariyanto menyampaikan pada Kamis (24/7) pihaknya akan melakukan uji coba rekayasa lalu lintas di sekitar Jalan Sei Lenggana.

Dalam uji coba ini akses di Jembatan Sei Lenggana belum ditutup total, untuk pengendara dari arah Sampit ke Pangkalan Bun masih diperbolehkan lewat, sedangkan untuk pengendara dari Pangkalan Bun ke Sampit diarahkan melewati jalur alternatif yang sudah disediakan.

“Uji coba ini dimaksudkan untuk melihat kekuatan jalan dan jembatan alternatif, jika dinilai sudah bisa dilalui maka penggantian Jembatan Sei Lenggana akan dimulai,” ujarnya.

Senada, ia juga mengimbau pengguna jalan agar lebih berhati-hati dan memperhatikan muatan agar tidak melebihi kapasitas jalan yang diperbolehkan, terutama kendaraan Over Dimension Over Load (ODOL) agar dapat menyesuaikan muatannya.

Baca juga: Mentaya Park, siap hadirkan wisata alam dan kekinian di tengah kota

Baca juga: Berkomitmen patuhi aturan, PT BMW berharap bisa beroperasi dengan lancar

Baca juga: Hasil observasi, buaya sudah sering muncul sebelum menyerang manusia


Pewarta : Devita Maulina
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2025