Sampit (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah menegaskan, penanganan sampah merupakan tanggung jawab bersama agar penanganan dilakukan secara komprehensif dari hulu ke hilir.
"Penanganan masalah sampah ini bukan cuma kami di DLH, tapi kita semua. Diperlukan kebersamaan, mulai rumah tangga dan semua orang untuk bertanggung jawab," kata Kepala DLH Kotawaringin Timur, Marjuki di Sampit, Kamis.
Penegasan itu disampaikan Marjuki saat membuka sosialisasi pengelolaan sampah berbasis sumber. Kegiatan yang dilaksanakan di aula kantor Kecamatan Mentawa Baru Ketapang ini dihadiri puluhan peserta terdiri dari lurah, PKK, relawan pengangkut sampah, bank sampah dan lainnya.
Penanganan masalah sampah sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Semua pihak turut bertanggung jawab agar upaya penanganan sampah bisa optimal.
Secara terbuka Marjuki mengakui Kotawaringin Timur mendapat peringatan dari pemerintah pusat terkait pengelolaan tempat pemrosesan akhir (TPA) sampah. Saat ini terus dilakukan perbaikan agar pemerintah pusat tidak sampai menjatuhkan sanksi penutupan TPA tersebut.
Saat ini sampah rumah tangga yang dihasilkan warga Kecamatan Mentawa Baru Ketapang dan Baamang dalam sehari sekitar 99 ton. Sampah tersebut terkumpul di tujuh depo sampah dan satu tempat pengolahan sampah reduce, reuse and recycle (TPS 3R).
Untuk mengurangi volume sampah yang harus dibuang ke TPA, pemilahan sampah pun mulai dilakukan sehingga residu atau sisa sampah yang harus dibuang ke TPA lebih sedikit. Saat ini sampah yang dibuang ke TPA hanya sekitar 80 ton dan terus ditekan agar semakin berkurang.
Baca juga: Disdik Kotim dorong peningkatan kompetensi guru PAUD
DLH menargetkan nantinya sisa sampah yang dibuang ke TPA hanya sekitar 10 sampai 12 persen, sedangkan sisanya bisa didaur ulang atau dimanfaatkan seperti untuk kompos, batako, kerajinan dan lainnya.
Peran masyarakat akan sangat membantu, yakni dengan memilah sampah organik dan nonorganik. Dukungan besar juga diberikan oleh petugas pengangkut sampah tergabung dalam Perkumpulan Persaudaraan Pengangkut Sampah (Pedrosa) sehingga sampah tidak lagi menumpuk di depo sampah.
"Kami bertekad depo itu 1x24 jam bersih dari sampah. Depo juga langsung disemprot sehingga tidak sampai terlalu bau. Jadi kami belum berpikir menutup depo sampah, tapi kita terus membenahinya," tegas Marjuki.
Camat Mentawa Baru Ketapang, Irpansyah menyambut baik sosialisasi yang dilaksanakan DLH. Dia meminta kepada jajaran pemerintah kelurahan dan desa serta instansi terkait untuk membantu penanganan sampah.
Ini menjadi perhatian serius pihaknya. Sebagai kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak, tentu juga menjadi penghasil sampah rumah tangga terbanyak, sehingga perlu lebih serius membantu penanganan sampah.
Menurutnya, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang pernah mengelola TPS 3R, namun terhenti. Melalui sosialisasi ini, dia berharap semua pihak ikut peduli dan aktif dalam membantu penanganan sampah di daerah ini.
"Kami akui ada keterbatasan SDM (sumber daya manusia) sehingga kami belum bisa konsisten dan belum berjalan sesuai harapan. Mudah-mudahan dengan semangat bersama, ini bisa kita perbaiki untuk membantu agar Kotawaringin Timur, khususnya Sampit menjadi lebih bersih," demikian Irpansyah.
Baca juga: DPRD Kotim sambut hangat kehadiran pabrik pengolahan sawit
Baca juga: Kadin Kotim dorong kemudahan birokrasi untuk dukung investasi
Baca juga: Kebersihan Pelabuhan Sampit diprioritaskan demi kenyamanan penumpang