Sampit (ANTARA) - Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah memulai operasinya 1 Oktober 2025, dengan memfokuskan pada pencegahan penyalahgunaan dan peredaran narkotika di wilayah setempat.

"Kami akan pengenalan kepada masyarakat, terutama generasi muda seperti anak SMA dan mahasiswa tentang betapa bahayanya narkotika itu," kata Kepala BNNK Kotim AKBP Muhammad Fadli di Sampit, Rabu.

Dimulainya operasional BNNK Kotim ini ditandai dengan penyerahan aset Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Kotim yang dipimpin oleh Wakil Bupati Kotim Irawati ke BNNK Kotim. 

Kegiatan ini turut dihadiri oleh Kapolres Kotim AKBP Resky Maulana Zulkarnain, Pasi Intel Kodim 1015/Sampit Lettu Inf Paino, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya di lingkup pemerintah daerah setempat.

Aset yang diserahkan berupa satu unit mobil dinas, dua unit motor dinas, perlengkapan dan peralatan elektronik kantor, serta gedung milik Pemkab Kotim yang sebelumnya telah dihibahkan kepada Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI).

Fadli menyebutkan, dengan dilaksanakannya serah terima aset ini artinya BNNK Kotim telah diberikan kewenangan penuh oleh pemerintah daerah untuk melaksanakan kegiatan Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN).

"Penyerahan aset ini merupakan bentuk dukungan dan kontribusi langsung dari pemerintah daerah, khususnya Bupati melalui Wakil Bupati, kepada BNNK Kotim dan kami sangat berterima kasih dengan semua fasilitas yang kami terima," ucapnya.

Fadli melanjutkan, dengan dukungan dari pemerintah daerah dan instansi vertikal lainnya, BNNK Kotim siap untuk bekerja dengan sepenuh hati. Disisi lain, ini menjadi tantangan bagi pihaknya yang menjadi pionir BNNK Kotim.

Terlebih, ia mengaku mendapat amanah langsung dari BNNP dan Polda Kalteng, bahkan Deputi Bidang Pemberantasan BNN RI untuk bisa bekerja maksimal, karena Kotim merupakan salah satu daerah yang menjadi perhatian khusus, berkenaan dengan tingginya kasus penyalahgunaan dan peredaran narkotika.

"Deputi pusat ingin ada terobosan dari kami dalam jangka waktu satu bulan, minimal gerakan yang menyasar masyarakat yang belum sama sekali tersentuh narkotika, agar masyarakat betul-betul tau dan memahami bahayanya. Lalu, bagi yang sudah terkena (pecandu), agar bisa direhabilitasi," tuturnya.

Ia menambahkan, agar dapat segera melakukan kegiatan lapangan, pada tahap awal ini pihaknya akan melakukan konsolidasi untuk menyusun struktur organisasi guna menentukan tanggung jawab masing-masing anggotanya.

Kemudian, pihaknya akan fokus pada kegiatan pencegahan melalui sosialisasi mengenai bahaya penyalahgunaan narkotika baik dari segi kesehatan maupun hukum, serta melaksanakan tes urine jika diperlukan.

Sasaran utamanya adalah pelajar SMA dan mahasiswa atau masyarakat yang masih bersih, dalam artinya belum terpapar narkotika baik sebagai pemakai maupun pengedar. Setiap kegiatan BNNK Kotim akan dilaporkan ke BNN Provinsi Kalteng untuk diteruskan ke BNN RI.

Baca juga: Dandim Sampit ajak masyarakat pedomani Pancasila dalam bernegara

"Tapi, sosialisasi ini bisa kami lakukan berdasarkan permintaan, makanya nanti kami akan bersurat dulu ke Dinas Pendidikan (Disdik) dan mereka yang menentukan sekolah mana yang bisa kami datangi. Sasaran pertamanya memang mereka yang masih bersih, karena untuk mencegah dan ini krusial sekali," pungkasnya.

Wakil Bupati Kotim Irawati menyampaikan, ancaman narkoba sudah menjadi persoalan nasional yang sangat serius. Bukan hanya merusak generasi muda, namun juga mengancam masa depan daerah dan bangsa.

"Kehadiran BNNK Kotim harus dimaksimalkan manfaatnya, agar dapat memberikan perlindungan dan solusi bagi masyarakat," ujarnya.

Pihaknya menyadari sarana prasarana dan fasilitas merupakan hal yang penting untuk menunjang kegiatan dan pelayanan, sehingga diharapkan aset yang diserahkan ini dapat digunakan sebaik-baiknya untuk mendukung kinerja BNNK dalam memberantas narkotika.

Baca juga: Jadi 14 jabatan kosong di Pemkab Kotim

Dalam kesempatan ini ia menyampaikan, bahwa dengan hadirnya BNNK di Kotim maka BNK yang merupakan organisasi dibawah pemerintah daerah dalam pelaksanaan kegiatan P4GN sudah tidak ada lagi.

Kendati begitu, Irawati yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua BNK Kotim justru mengaku senang dan bersyukur dengan kehadiran BNNK Kotim. Sebab, dengan begitu cakupan kinerja dalam pelaksanaan P4GN bisa lebih luas.

Hal ini sejalan dengan komitmen kuat dari Pemkab Kotim dalam mengentaskan masalah narkotika. Mulai dari keluarga, sekolah, lingkungan kerja, hingga masyarakat secara luas.

Edukasi, sosialisasi, dan penegakan hukum harus seimbang agar memberikan efek jera, sekaligus memberikan harapan bagi mereka yang ingin pulih dan kembali ke jalan yang benar.

"Kami berharap, melalui serah terima aset ini, BNNK dapat langsung bergerak cepat, membangun koordinasi dengan seluruh stakeholder dan melakukan program-program yang tepat sasaran, sehingga memberikan manfaat maksimal untuk mengentaskan masalah narkotika di Kotim," demikian Irawati.

Baca juga: Ketua DPRD Kotim sebut Sekolah Rakyat bukti keberpihakan negara kepada masyarakat

Baca juga: Kontrak kerja 133 pegawai non ASN Kotim tidak dilanjutkan

Baca juga: Legislator Kotim dorong penguatan pendampingan petani hadapi serangan hama


Pewarta : Devita Maulina
Uploader : Admin 3
Copyright © ANTARA 2025