Sampit (ANTARA) - Ancaman meningkatnya remaja terserang penyakit diabetes melitus (DM) juga membayangi Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah akibat gaya atau pola hidup yang tidak sehat dalam keseharian remaja.
"Diabetes itu tidak memandang usia. Sekarang remaja pun mulai ada yang terkena diabetes. Makanya ini perlu jadi perhatian bersama, termasuk di daerah kita ini," kata Kepala Puskesmas Baamang 1, Supriadi di Sampit, Rabu.
Diabetes melitus atau sering disebut juga dengan kencing manis, adalah penyakit kronis berupa tinggi kadar gula dalam darah. Kondisi ini diakibatkan tubuh tidak mampu lagi memproduksi insulin yang cukup atau tidak dapat menggunakan insulin secara efektif.
Idealnya, kadar gula pada remaja usia 3-19 tahun adalah 90-130 mg/dL sebelum makan, dan 90-150 mg/dL sebelum tidur. Namun kondisi di lapangan, Supriadi mengatakan saat ini ada remaja yang kadar gulanya sudah tinggi, bahkan di atas 300 mg/dL.
Kondisi seperti ini perlu perhatian serius karena bisa memicu dampak yang serius. Diabetes melitus bisa menyebabkan berbagai komplikasi seperti penyakit jantung, stroke, penyakit ginjal, dan kebutaan jika tidak ditangani dengan baik.
Baca juga: Reses DPRD Kotim dikagetkan pengunduran diri Lurah Tanah Mas
Gejala-gejala yang bisa dikenali dari diabetes melitus adalah sering haus, sering buang air kecil, sangat lapar, penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, mudah lelah atau lemas, penglihatan kabur, luka yang sulit sembuh, kesemutan atau mati rasa pada kaki dan tangan, kulit keriput seperti penuaan dini.
"Gaya hidup sangat berpengaruh. Misalnya sudah makan dan minum yang manis-manis, terus tidur dan jarang olahraga. Itu sangat rentan DM. Apalagi sekarang ini banyak makanan dan minuman yang manis-manis," ujar Supriadi.
Belum lama ini Puskesmas Baamang 1 sudah menyelesaikan Cek Kesehatan Gratis (CKG) di 17 sekolah tingkat SD hingga SMA sederajat dengan sasaran sebanyak 8000 peserta didik. Dia tidak menampik, ada ditemukan peserta didik yang menderita diabetes melitus.
Secara khusus, hasil skrining kesehatan tersebut dimasukkan dalam basis data online yang dikelola Kementerian Kesehatan. Namun peserta didik atau wali murid akan diberikan hasilnya melalui nomor telepon selular yang didaftarkan dalam pengisian data diri.
CKG ini merupakan skrining kesehatan untuk deteksi dini dan pemetaan kondisi kesehatan masyarakat, termasuk kalangan pelajar. Hasilnya akan menjadi data dalam pertimbangan pemerintah membuat kebijakan penanganan secara efektif dan ditindaklanjuti masing-masing layanan kesehatan.
"Upaya yang kami lakukan saat ini di antaranya bersinergi dengan guru olahraga di sekolah-sekolah agar anak-anak kita berolahraga secara rutin. Hal terpenting adalah menjaga pola hidup sehat, makanan dan minuman yang sehat, rutin berolahraga dan istirahat yang cukup agar terhindar dari diabetes maupun penyakit lainnya," demikian Supriadi.
Baca juga: Kadin Kotim minta Agrinas utamakan kearifan lokal dalam pengelolaan lahan sitaan negara
Baca juga: DPRD Kotim dorong OPD tuntaskan program fisik sebelum akhir tahun
Baca juga: DPRD Kotim minta Direktur Perumdam segera tancap gas laksanakan tugas