Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah menggelar kegiatan sosialisasi pendidikan politik yang fokus menyasar calon pemilih pemula untuk memastikan generasi muda berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab dalam dinamika demokrasi.
“Kegiatan ini sangat penting bagi pemilih pemula, sebagai bekal mereka untuk menyongsong pengalaman pertama dalam penyelenggaraan pemilu, agar mereka memiliki kesadaran untuk berpartisipasi dalam pesta demokrasi,” kata Plt Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kotim Oktav Pahlevi di Sampit, Senin.
Kegiatan sosialisasi pendidikan politik bagi pemilih pemula ini digelar melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) dengan menggandeng Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kotim.
Kegiatan yang digelar di lantai dua kantor Bupati Kotim ini diikuti sekitar 70 pelajar dari tujuh SLTA. Mewakili Bupati Kotim, Oktav menyampaikan apresiasi tinggi kepada Badan Kesbangpol dan KPU atas inisiasi kegiatan tersebut.
Ia menjelaskan, bahwa politik adalah sarana untuk mewujudkan rakyat. Dalam sistem demokrasi, rakyat memegang kedaulatan tertinggi yang diwujudkan melalui partisipasi politik, salah satunya dalam pemilihan umum.
Oleh karena itu, keterlibatan masyarakat, khususnya generasi muda sebagai pemilih pemula, memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan arah pembangunan bangsa dan daerah ke depan.
Terlebih, adanya data yang menunjukkan jumlah pemilih pemula terus meningkat, menjadikan generasi muda sebagai kekuatan penentu dalam setiap penyelenggaraan Pemilu. Namun, besarnya jumlah ini harus diimbangi dengan kualitas pemahaman politik yang memadai.
“Keterlibatan generasi muda sangat penting dalam menentukan arah pembangunan daerah. Kita tidak ingin mereka hanya menjadi peserta pasif, tetapi menjadi warga negara yang sadar akan makna dan konsekuensi dari pilihan politiknya,” ujarnya.
Baca juga: Pemkab Kotim wacanakan perampingan OPD
Oktav menekankan bahwa pemilih berkualitas adalah pemilih yang rasional, berintegritas, dan berpikiran kritis. Kualitas pemilih yang baik diukur bukan dari uang, tekanan, atau isu negatif, tetapi dari pertimbangan mendalam terhadap visi, misi, dan rekam jejak calon pemimpin.
Dalam era digital saat ini, para pelajar akan tantangan terbesar, yaitu melimpahnya informasi palsu atau hoaks, provokasi, dan ujaran kebencian yang mudah tersebar di media sosial.
“Untuk itu, saya mengajak untuk menjadi pemilih muda yang cerdas dan bijak dalam bermedia sosial. Gunakan teknologi untuk memverifikasi sumber berita, mencari informasi yang benar, dan menyebarkan pesan-pesan positif tentang partisipasi politik yang beretika,” pesannya.
Oktav pun mengingatkan bahwa politik sejati adalah upaya mengelola perbedaan demi mewujudkan keadilan dan kesejahteraan rakyat, dan harus selalu berlandaskan pada nilai-nilai moral, etika, dan tanggung jawab sosial.
Ia menegaskan komitmen Pemkab Kotim untuk terus mendukung upaya peningkatan kualitas demokrasi.
Sinergi antara Pemerintah Daerah, Kesbangpol, KPU, Bawaslu, dan lembaga pendidikan menjadi kunci untuk memastikan setiap warga memahami hak dan kewajiban politiknya.
“Kalian adalah harapan masa depan Kotim. Tanamkan nilai-nilai integritas dan kejujuran. Jadilah agen perubahan positif yang berpikir kritis, peduli terhadap lingkungan sosial, dan berani menyuarakan kebenaran demi kemajuan bersama,” demikian Oktav.
Baca juga: Disdik Kotim bersinergi dengan BNNK selamatkan dunia pendidikan dari narkoba
Kepala Badan Kesbangpol Kotim Rihel menyampaikan, memberikan edukasi politik kepada masyarakat, khususnya generasi muda merupakan bagian dari tugas Badan Kesbangpol.
Namun, karena keterbatasan anggaran, tahun ini kegiatan hanya bisa menyasar pelajar di perkotaan. Kendati, ia berharap di tahun berikutnya kegiatan serupa bisa menyasar wilayah pelosok, khususnya kecamatan yang ada satuan pendidikan jenjang SLTA.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran politik masyarakat, mendorong partisipasi aktif dalam pemilu dan demokrasi, membentuk budaya politik yang sehat dan damai.
“Serta, yang terpenting melahirkan kader politik berkualitas, agar generasi muda kita tidak terkecoh dengan politik praktis seperti money politic dan lainnya dan agar mereka tidak mudah terprovokasi isu-isu yang justru dapat memecah belah persatuan bangsa,” sebutnya.
Ia menambahkan, melalui kegiatan ini, diharapkan para pelajar sebagai calon pemilih pemula yang memegang kunci masa depan, mampu menggunakan hak suaranya dengan kecerdasan dan hati nurani yang murni.
Menjadi generasi pemilih yang tidak bias dalam artinya bebas dari intervensi uang, tekanan SARA atau pengaruh hoaks, sehingga mereka dapat menjatuhkan pilihan berdasarkan visi, misi dan integritas calon pemimpin.
“Karena pilihan itu berdampak pada bangsa dan negara kita kedepannya, sehingga diharapkan setiap pemilih benar-benar memilih dengan hati nurani dan mempertimbangkan masa depan Indonesia kedepannya agar menjadi lebih baik,” demikian Rihel.
Baca juga: Legislator Kotim soroti kendala pencairan dana Koperasi Merah Putih
Baca juga: DPRD Kotim prihatin PAD sektor pariwisata belum optimal
Baca juga: DPRD Kotim dorong pemanfaatan perdagangan karbon untuk tambah PAD