Palangka Raya (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) bersama Badan Pusat Statistik (BPS) bersiap menyelenggarakan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2026.
Kepala OJK Kalteng Primandanu Febriyan Aziz di Palangka Raya, Kamis, mengatakan, survei ini penting untuk mengukur tingkat literasi dan inklusi keuangan, mengevaluasi efektivitas program, serta merumuskan kebijakan ke depan.
"Ini sejalan dengan Undang-Undangan Nomor 59 Tahun 2024 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2025-2045, dimana sektor keuangan menjadi salah satu dari 45 indikator utama pembangunan," jelasnya.
Agar SNLIK 2026 terlaksana optimal, OJK bersama BPS kini menyelenggarakan pelatihan kepada petugas sebagai upaya peningkatan kapasitas. Kegiatan ini dilaksanakan pada 25 - 27 November 2025.
Peserta pelatihan sebanyak 13 orang dari Kabupaten Kotawaringin Barat, Pulang Pisau, dan Kapuas, meliputi tiga Petugas Pemeriksa Lapangan (PML) dan 10 (sepuluh) Petugas Pendata Lapangan (PPL).
Baca juga: Kinerja Pendapatan dan Hibah APBN Kalteng per 31 Oktober capai 81,29 persen
Primandanu menyebut sinergi dan kolaborasi OJK dengan BPS ini menjadi bagian dari upaya mendukung target RPJMN 2025–2029, yaitu indeks literasi keuangan sebesar 69,35% dan inklusi keuangan sebesar 93% pada tahun 2029.
"Sektor keuangan diarahkan menjadi sumber pembiayaan yang dalam, inovatif, efisien, stabil, dan inklusif," terangnya.
Inklusi keuangan menjadi salah satu indikator utama pembangunan dalam RPJPN 2025-2045 yaitu dengan target sebesar 98% pada tahun 2045.
Melalui pelatihan ini, diharap para petugas survei memperoleh pemahaman mendalam tentang Lembaga Jasa Keuangan dan keterampilan probing agar data yang dihasilkan akurat dan berkualitas.
Kepala BPS Kalimantan Tengah Agnes Widiastuti mengatakan, OJK telah menyelenggarakan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan pada 2013, 2016, 2019, dan 2022.
Mulai tahun 2024, penyelenggaraan SNLIK dilakukan bekerja sama antara BPS dan OJK agar menghasilkan estimasi data lebih baik, khususnya pada level nasional.
Survey literasi dan inklusi keuangan tahun ini akan berfokus pada responden Anggota Rumah Tangga (ART) berusia 15-79 tahun, yang dipilih secara menyeluruh di 34 provinsi di Indonesia mencakup 120 Kabupaten/Kota dan 8 wilayah Kantor Regional/Kantor OJK.
"Pada tahun 2026 kami telah menetapkan sampel di Provinsi Kalimantan Tengah untuk dilakukan survei di tiga kabupaten, yakni Kotawaringin Barat, Pulang Pisau, dan Kabupaten Kapuas.
Selanjutnya, metode pengumpulan data yang digunakan ialah wawancara tatap muka langsung menggunakan CAPI (Computer-Assisted Personal Interview) dengan pelaksanaan lapangan mulai tanggal 12 Januari sampai dengan 10 Februari 2026.
“Saya berharap kegiatan ini dapat berjalan dengan baik, kami senantiasa turut mengawal SNLIK ini agar dapat berjalan dengan baik dan data yang dihasilkan berkualitas”. Terang Agnes
Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi mengenai Pengenalan OJK dan Lembaga Jasa Keuangan yang disampaikan oleh Manajer Bidang Pengawasan PEPPK dan LMST Kantor OJK Kalteng, Ika Budhi Pratiwi, dan materi pembekalan pada petugas lapangan yang disampaikan oleh Instruktur Nasional BPS Provinsi Kalimantan Tengah, Dedy Hidayat.
Baca juga: Bank Kalteng Run 2025 satukan ribuan warga dalam semangat HUT ke-64
Baca juga: BI Kalteng terus perkuat sinergi kolaborasi ke penyedia data ekonomi
Baca juga: Bank Kalteng raih dua penghargaan nasional pada GRC & Leadership Award 2025