Jakarta (ANTARA) - Aktris Acha Septriasa memperluas kiprahnya di industri film nasional dengan terlibat sebagai salah satu pendiri Avarta Media, perusahaan media terintegrasi yang resmi diluncurkan di Jakarta baru-baru ini.
Langkah ini menandai fase baru setelah lebih dari dua dekade dia berkarier sebagai pemeran film.
"Setelah 20 tahun dan 55 film di depan kamera, saya memahami apa yang membuat penonton Indonesia tertawa, menangis, dan berpikir," kata Acha dalam rilis pers, Jumat.
Avarta Media dibentuk Acha bersama pengusaha kembar Ardi dan Arya Setiadharma yang sebelumnya mengembangkan Virtuelines Entertainment sebagai pendanaan perfilman. Sejak 2023, Virtuelines tercatat telah mendanai lebih dari delapan film layar lebar, termasuk “Qodrat 2” dan “Kuasa Gelap”.
Dalam struktur perusahaan, Acha berperan sebagai Co-Founder dan terlibat dalam penyusunan slate kreatif, terutama pengembangan cerita yang mengedepankan hiburan namun tetap relevan secara sosial.
"Sebagai Co-Founder Avarta Media, saya tidak sekadar meminjamkan nama, saya aktif membentuk slate kreatif kami. Kami berkomitmen pada cerita yang menghibur sekaligus bermakna," ujarnya.
Sementara itu, Arya mengatakan melalui Avarta Media, pihaknya berupaya membawa disiplin modal ventura ke dalam penceritaan kreatif seperti mengidentifikasi talenta, mengelola risiko melalui slate yang terdiversifikasi, dan membangun franchise dengan nilai jangka panjang.
Dia menilai kehadiran Acha melengkapi kemampuan bisnis mereka lewat pengalaman panjang di layar kaca, pendidikan formal dalam produksi film, serta pemahaman terhadap preferensi penonton Indonesia.
"Dengan rekam jejak Virtuelines dan visi kreatif Acha, kami siap memproduksi film yang sukses secara komersial maupun artistik," katanya.
Avarta Media, melalui Virtuelines Entertainment, telah menjalin hubungan dengan sejumlah rumah produksi seperti MAGMA Entertainment, Paragon Pictures, BION Studios, Wahana Kreator, dan Caravan Studio. Model kolaboratif ini memungkinkan keterlibatan dalam beragam proyek sambil berbagi risiko dan mengakses talenta kreatif terbaik.
Ke depan, Avarta Media mengembangkan “9 Aku, Cinta Tanpa Syarat”, drama orisinal tentang seorang wanita yang hidup dengan gangguan identitas disosiatif. Film yang diproduksi melalui kerja sama dengan Shanaya Films ini diarahkan untuk meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mental dan kekerasan dalam rumah tangga terhadap anak."Indonesia adalah pasar film terbesar ke-9 di dunia, dan kami ingin membantu industrinya naik ke level berikutnya," kata Ardi.
