Sampit (ANTARA) - Sejumlah desa di wilayah hulu atau utara Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah terendam banjir seiring dengan tingginya intensitas curah hujan, sehingga Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat pun mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan banjir akan meluas.
“Banjir terjadi sejak 1 dan 2 Desember kemarin, itu sudah terjadi penurunan namun pada hari ini, 4 Desember terjadi kenaikan kembali dan keterangan rekan-rekan tenaga kesehatan untuk pelayanan kesehatan sementara menggunakan perahu,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kotim Multazam di Sampit, Kamis.
Ia menyampaikan, pada 1 Desember 2025 banjir melanda dua desa di wilayah utara, yakni Desa Rantau Suang Kecamatan Telaga Antang dan Desa Tumbang Mujam Kecamatan Tualan Hulu.
Tinggi muka air di Desa Rantau Suang mencapai 1,5 meter dari permukaan jalan dan 20-40 cm dari permukaan lantai rumah warga. Tercatat ada 56 rumah meliputi 56 Kepala Keluarga (KK) yang terdampak.
Sementara itu di Desa Tumbang Mujam tinggi muka air mencapai 49 cm dari atas tanah berdasarkan patok yang dipasang oleh BPBD di wilayah tersebut. Banjir yang menggenangi desa ini relatif masih aman.
Kemudian, pada 3 Desember banjir sempat surut, khususnya di Desa Rantau Suang. Namun, untuk Desa Tumbang Mujam pada 4 Desember tinggi muka air kembali meningkat dan banjir meluas ke desa lainnya.
“Tadi Kepala Desa Tumbang Mujam melaporkan tinggi muka air naik lagi, mencapai 60 cm. Kondisi ini terjadi karena adanya curah hujan di wilayah Utara. Lalu, Desa Merah juga dilaporkan terdampak banjir dengan ketinggian air 60-100 cm,” ujarnya.
Baca juga: Lawan stunting, guru PAUD di Kotim dituntut paham penyajian makanan sehat
Banjir meluas ke Desa Merah sebanyak 12 rumah terdampak meliputi 13 KK. Selain itu, banjir juga berdampak pada infrastruktur jalan di desa setempat. Jalan penghubung antara Desa Merah dan Kecamatan Tualan Hulu putus. Jalan sepanjang 400-500 meter tidak dapat dilintasi kendaraan roda dua dan empat.
Kondisi ini juga berdampak pada pelayanan kesehatan setempat. Karena kondisi tersebut, mobilitas tenaga kesehatan mengandalkan perahu kayu untuk menyambangi rumah pasien.
“Hal ini sudah kami sampaikan ke Bupati untuk menjadi atensi bersama, ditambah lagi adanya potensi banjir rob pada 6-15 Desember di wilayah selatan dan ini menjadi atensi nasional,” lanjutnya.
Multazam menambahkan, peringatan dini terkait potensi banjir rob di wilayah selatan yang sebelumnya disampaikan dikhawatirkan juga berdampak ke wilayah lainnya di Kotim, khususnya wilayah utara yang rawan banjir.
Maka dari itu, masyarakat diimbau meningkatkan kewaspadaan dan melakukan mitigasi bencana sejak dini, di antaranya dengan cara mengamankan benda dan dokumen berharga dari banjir.
“Yang kami khawatirkan pada 6-15 Desember itu pasang surut muka air akan ekstrem naiknya. Kami khawatir di wilayah hulu akan terjadi hujan deras sehingga air yang seharusnya mengalir ke hilir sungai terjadi perlambatan karena banjir rob di wilayah selatan, sehingga kami imbau masyarakat agar waspada,” demikian Multazam.
Baca juga: Pemkab Kotim tetap konsisten cegah korupsi meski WTP 11 kali
Baca juga: Pemkab Kotim tetap berusaha optimal dalam penilaian Adipura
Baca juga: Polres dan PWI Kotim bersinergi jaga kamtibmas melalui penguatan informasi