Jakarta (ANTARA) - Menjelang pergantian tahun, pakar gizi menekankan pentingnya pendekatan kesehatan yang lebih sederhana, preventif, dan sesuai dengan kebutuhan individu, di tengah maraknya tren kebugaran dan konsumsi suplemen yang kerap membuat masyarakat kewalahan.
Nutrition Education and Training Lead Asia Pacific Herbalife, Dr. Vipada Sae-Lao dalam keterangannya pada Senin mengatakan perjalanan menuju hidup sehat tidak dapat diseragamkan. Menurut dia, strategi kesehatan yang efektif bagi seseorang belum tentu cocok bagi orang lain karena perbedaan kondisi tubuh, gaya hidup, serta ritme aktivitas sehari-hari.
“Tujuan utamanya adalah membantu individu menyusun resolusi kesehatan yang selaras dengan gaya hidup dan kebutuhan tubuh masing-masing, agar dapat mencapai keseimbangan jangka panjang,” ujar Dr. Sae-Lao.
Ia menilai pendekatan preventif kini semakin relevan. Hal itu tercermin dari hasil Survei Herbalife Asia-Pacific Responsible Supplementation terbaru yang menunjukkan 92 persen responden di kawasan Asia Pasifik menempatkan kesehatan preventif sebagai prioritas utama.
Menurut Dr. Sae-Lao, investasi kesehatan tidak selalu harus dilakukan melalui perubahan besar yang drastis. Konsistensi dalam membangun kebiasaan sehat justru menjadi fondasi utama, mulai dari pola makan seimbang, aktivitas fisik yang menyenangkan, kualitas tidur yang baik, hidrasi yang cukup, hingga kemampuan mengelola stres.
Ia menambahkan, tubuh akan bekerja optimal ketika mendapatkan asupan yang sesuai dengan kebutuhannya, bukan sekadar mengikuti tren kesehatan yang sedang populer. Pola makan bergizi, kata dia, perlu mencakup protein berkualitas, karbohidrat sehat, lemak esensial, serat, vitamin, mineral, serta antioksidan, yang disesuaikan dengan metabolisme dan preferensi individu.
Dalam hal konsumsi suplemen, Dr. Sae-Lao mengingatkan agar masyarakat tidak menjadikannya sebagai pengganti pola makan. Berdasarkan survei yang sama, sekitar 80 persen responden di Asia Pasifik mengaku rutin mengonsumsi suplemen, namun banyak di antaranya masih ragu memilih produk yang sesuai kebutuhan.
“Suplemen seharusnya berfungsi melengkapi kekurangan nutrisi, bukan mengikuti tren,” ujarnya. Ia menyarankan konsultasi dengan tenaga kesehatan atau ahli gizi untuk memastikan pilihan suplemen berbasis sains dan berasal dari sumber terpercaya.
Selain aspek nutrisi, manajemen stres juga disebut sebagai faktor penting bagi kesehatan jangka panjang. Stres berkepanjangan dapat memengaruhi sistem imun, pencernaan, metabolisme, serta keseimbangan hormon.
Langkah sederhana seperti meditasi, jeda kerja, rutinitas relaksasi, dan menjaga kualitas tidur dinilai dapat membantu mengurangi dampak stres.
Pemanfaatan teknologi sehari-hari, seperti aplikasi pemantau aktivitas fisik, pola tidur, dan asupan nutrisi, juga dinilai dapat mendukung konsistensi gaya hidup sehat jika digunakan secara berkelanjutan.“Pendekatan kesehatan yang sederhana, konsisten, dan sesuai kebutuhan individu menjadi kunci untuk menjaga kesehatan jangka panjang,” kata Dr. Sae-Lao.