Palangka Raya (ANTARA) - Sebanyak 17 produk milik usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), berhasil mengekspor produk ke Selandia Baru sebagai upaya memperluas pasar dan meningkatkan daya saing UMKM lokal di tingkat internasional.
"UMKM yang mengikuti pengiriman ekspor perdana ini memiliki total 300 lebih unit produk yang dikirim," kata Dinas Perdagangan, Koperasi, UKM dan Perindustrian Kota Palangka Raya, Samsul Rizal di Palangka Raya, Selasa.
Dia menerangkan, UMKM yang tembus ekspor ke Selandia Baru ini seperti produk tas kombinasi rotan, furniture, kerajinan tangan dan produk lain yang bernuansa etnik atau kerajinan lokal Kalteng.
"Para pelaku UMKM telah berkomunikasi dan berkoordinasi terkait standar produk yang dapat diterima pasar Selandia Baru,” kata Samsul Rizal.
Ia menjelaskan biaya pengiriman ekspor pada tahun ini masih disubsidi oleh pengekspor, sehingga Pemerintah Kota Palangka Raya diharapkan memberikan dukungan pembiayaan pengiriman pada tahun depan. Biaya sekali pengiriman sebanyak Rp30 juta.
Salah satu pelaku UMKM, Sundari, mengapresiasi dukungan Pemerintah Kota Palangka Raya dan seluruh pihak yang telah memfasilitasi produk UMKM hingga menembus pasar ekspor.
“Kami berterima kasih kepada Pemkot dan para pelaku UMKM yang telah memfasilitasi produk kami hingga bisa tembus ekspor. Hal ini menjadi motivasi untuk terus mengembangkan usaha,” katanya.
Pemilik Galeri Lifestyle Nusantara sekaligus perusahaan Exquisite Wood Limited di Selandia Baru, Hairunnisa, bersama suaminya, Rodney Taua atau Sidik menjadi pihak yang melakukan ekspor.
"Tujuan kita memfasilitasi ekspor ini hanya semata-mata ingin membuktikan UMKM Palangka Raya mampu bersaing di pasar mancanegara," katanya.
Pihaknya berharap, program ini mampu menjadi penyemangat pelaku UMKM untuk terus mengembangkan kualitas dan kuantitas usaha yang digeluti.
Wakil Wali Kota Palangka Raya Achmad Zaini menyatakan produk UMKM bernuansa etnik dan budaya Kalteng memiliki peluang besar di pasar internasional, termasuk Selandia Baru dan Eropa.
“Pasar Eropa sangat menghargai etnik dan budaya. Produk Kalteng memiliki potensi besar untuk dipasarkan secara internasional,” katanya.
Ia menambahkan salah satu tantangan utama UMKM menembus pasar ekspor adalah pemenuhan standarisasi kualitas produk, sehingga pelaku UMKM perlu terus meningkatkan kualitas agar mampu bersaing secara berkelanjutan.