PBB, New York (ANTARA News) - Wakil Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk
Irak, Jan Kubis, menyambut baik kemenangan pasukan keamanan Irak dalam
membebaskan Kota Tikrit dari ISIS dan kelompok lain, kata juru bicara
PBB, Rabu (1/4).
Kubis, yang menyebutnya "kemenangan buat semua rakyat Irak",
mengatakan PBB siap membantu pemerintah provinsi dan nasional dalam
menanggapi kebutuhan ribuan orang yang kehilangan tempat tinggal, kata
Wakil Juru Bicara PBB Farhan Haq dalam satu taklimat di Markas Besar
PBB, New York, AS.
Pejabat senior PBB di Irak tersebut mengatakan keamanan dan
keselamatan warga sipil harus diutamakan sejalan dengan prinsip hak
asasi dasar dan hukum kemanusiaan. Pada saat yang sama, ia menyeru
pemerintah agar memastikan semua warga Tikrit yang menyelamatkan diri
dari ISIS dapat secara aman pulang ke rumah mereka dan menyediakan tanpa
menunda-nunda bantuan kemanusiaan yang sangat diperlukan.
Perdana Menteri Irak Haider Al-Abadi pada Selasa pagi (31/3)
mengatakan dibebaskannya Tikrit, Ibu Kota Provinsi Salahudin, membuat
lemah kelompok fanatik Negara Islam (IS), tapi pertempuran sengit dan
berdarah diperkirakan akan berkecamuk saat pembebasan Provinsi Anbar dan
Mosul di Irak Utara.
Al-Abadi mengumumkan pembebasan Tikrit, sekitar 170 kilometer di
sebelah utara Ibu Kota Irak, Baghdad, setelah pertempuran sekitar selama
satu bulan melawan petempur IS. Sebanyak 30.000 prajurit Irak dan
ribuan anggota milisi Sunni dan Syiah sekutunya telah terlibat dalam
serangan terbesar di Irak untuk merebut kembali bagian utara Provinsi
Salahudin, termasuk Tikrit dan desa serta kota kecil penting lain, dari
anggota ISIS.
Misi Bantuan PBB di Irak (UNAMI, yang dipimpin Kubis, juga
menyiarkan daftar korban jiwa untuk Maret, kata Xinhua. UNAMI melaporkan
sebanyak 997 orang Irak tewas dan 2.172 orang lagi cedera dalam aksi
teror dan kekerasan pada bulan itu. Jumlah warga sipil yang tewas adalah
729 dan jumlah warga sipil yang cedera 1.785.
Baghdad, ibu kota Irak, adalah gubernuran yang paling terpengaruh dengan 1.290 korban jiwa sipil, kata UNAMI.
Di tengah pertempuran yang berkecamuk antara pasukan pemerintah Irak
dan ISIS serta berlanjutnya bentrokan sektarian di seluruh masyarakat
Irak, negara Timur Tengah tersebut menghadapi tantangan keamanan yang
sangt besar, katanya.
Irak juga sedang menghadapi ujian tekanan fiskal dan UNAMI saat ini
bekerja secara aktif dengan pemerintah untuk membantuk Dana Pembangunan
Kembali dan Pemulihan, sementara tantangan yang muncul untuk mendukung
orang yang kehilangan tempat tinggal akibat konflik juga masih sangat
besar.
Secara keseluruhan, 5,2 juta orang memerlukan bantuan kemanusiaan.
Sebanyak 2,25 juta di antara mereka adalah orang yang kehilangan tempat
tinggal dan 235.000 pengungsi dari Suriah. Penduduk Wilayah Kurdistan
telah bertambah sebanyak 30 persen akibat arus pengungsi tersebut.
(Uu.C003)