Warga Sampit kembali temukan bekantan hanyut, waspada "eksodus" ke kota

id Warga Sampit kembali temukan bekantan hanyut, waspada eksodus ke kota,BKSDA,Muriansyah

Warga Sampit kembali temukan bekantan hanyut, waspada "eksodus" ke kota

Personel BKSDA saat mengevakuasi anak bekantan yang ditemukan warga di Sungai Mentaya Sampit, Kamis (2/8/2018). (Foto BKSDA Sampit)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Warga Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalteng, kembali menyelamatkan satu ekor bekantan (nasalis larvatus) hanyut di Sungai Mentaya yang diduga menyeberang sungai untuk mencari makanan.

"Bekantan yang ditemukan kemarin ini masih usia anak dan berjenis kelamin betina. Kalau yang ditemukan sehari sebelumnya itu jantan dewasa. Tadi baru saja anak bekantan itu kami lepaskan ke hutan di kawasan Mentaya Seberang Kecamatan Seranau," kata Komandan Pos Jaga Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalteng wilayah Sampit, Muriansyah di Sampit, Kamis.

Anak bekantan itu ditemukan di pinggir Sungai Mentaya di Jalan Iskandar Kecamatan Mentawa Baru Ketapang pada Rabu (1/8). Anak bekantan itu ditemukan dalam kondisi lemas, diduga kelehan setelah berenang menyeberang dari hutan di kawasan Mentaya Seberang.

Lokasinya tidak terlalu jauh dari penemuan bekantan jantan dewasa yang ditemukan hanyut pada Selasa (31/7).

Sehabis Maghrib, warga yang menemukan yaitu seorang pelajar bernama Dedy Irwansyah, menyerahkan anak bekantan ke Polsek Ketapang. Meski lemas, anak bekantan itu sempat mengigit Dedy.

Pihak BKSDA yang mendapat informasi, langsung datang membawa kandang dan mengevakuasi anak bekantan itu dari Polsek Ketapang.

Kamis pagi, anak bekantan itu dilepaskan kembali ke hutan di kawasan Mentaya Seberang yang diduga merupakan habitat tempat satwa langka itu sebelum berenang menyeberangi sungai selebar 520 meter.

Ini merupakan kejadian keempatkalinya warga menemukan bekantan hanyut di pinggir sungai. Ini menjadi perhatian serius BKSDA karena makin banyak kera hidung panjang itu yang berusaha menyeberang sungai.

Muriansyah mengatakan, pihaknya akan melakukan observasi ke sungai di Kecamatan Seranau. Tujuannya untuk mengetahui kemungkinan penyebab sehingga banyak bekantan yang ingin meninggalkan hutan tersebut.

Menurutnya dugaan yang paling kuat menjadi penyebabnya adalah faktor sumber sumber makanan. Bekantan diduga kuat berani menyeberang sungai karena ingin mencari lokasi sumber makanan yang baru.

"Dugaan bekantan menyeberang karena berkelahi dengan bekantan lainnya, bisa terbantahkan dengan kasus yang terakhir ini. Yang terakhir ini, bekantan yang menyeberang masih kecil. Belum bisa berkelahi.

Dugaan lainnya, karena diburu manusia, juga masih bisa dimungkinkan," tambahnya.

Muriansyah sangat berterima kasih atas kesadaran dan bantuan warga sehingga bekantan itu bisa dikembalikan ke hutan. BKSDA mengimbau warga tetap hati-hati jika menemukan bekantan untuk mencegah terjadinya hal tidak diinginkan.