Palangka Raya fokus pengembangan dua objek wisata alam

id palangka raya, pengembangan objek wisata alam,Norma Hikmah , Disbudpar Palangka Raya

Palangka Raya fokus pengembangan dua objek wisata alam

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palangka Raya, Hj Norma Hikmah. (Foto Antara Kalteng/Adi Wibowo)

Palangka Raya (Antaranews Kalteng) - Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah, Norma Hikmah mengatakan pihaknya pada 2018 fokus mengembangkan dua objek wisata.

"Karena keterbatasan anggaran, maka tahun ini kita hanya bisa fokus mengembangkan dua objek wisata yang mana keduanya menawarkan pemandangan pesona alam," kata Norma Hikmah di Palangka Raya, Jumat.

Kedua objek wisata tersebut yakni kawasan wisata Kereng Bangkirai dan kawasan wisata Flamboyan Bawah.

Pengembangan kawasan wisata tersebut dilakukan dengan peningkatan infrastruktur seperti penambahan gazebo, penambahan pagar pengaman, penataan UKM serta pembuatan zona khusus swafoto (selfie) berlatar pemandangan alam.

"Pembuatan zona swafoto juga sebagai bentuk promosi wisata karena saat ini hampir setiap orang suka berfoto dan di `upload` ke media sosial," katanya.

Kedua objek wisata yang akan dikembangkan tersebut merupakan objek wisata berkonsep pesona alam.

Kawasan wisata Flamboyan Bawah ialah salah satu objek wisata yang dikelola pemerintah kota yang menawarkan pemandangan Jembatan Kahayan serta Sungai Kahayan.

Lokasi objek wisata yang berada di bantaran Sungai Kahayan ini juga berada di kawasan dalam kota sehingga mudah dijangkau wisatawan.

Sementara untuk kawasan Kereng Bagkirai yang menawarkan keelokan pesona alam air hitam dan tumbuhan khas gambut harus ditempuh dengan waktu sekitar 20 menit dari pusat kota.

Kereng Bangkirai juga merupakan pintu masuk ke Taman Nasional Sabangau sehingga pengembangan wisata di kawasan tersebut dinilai wajib dilakukan.

Ia pun berharap masyarakat turut berperan aktif dalam pengembangan wisata yang salah satunya turut mempromosikan serta menciptakan suasana aman dan nyaman bagi pengunjung di objek wisata.

"Karena keterbatasan anggaran yang ada pada Disbudpar, maka pengembangan objek wisata ini juga perlu mendapat dukungan dari instansi terkait lainnya. Istilahnya dilakukan keroyokan," katanya.