Jakarta (ANTARA) - Pengguna Instagram di beberapa negara masih melaporkan kendala di platform tersebut hingga pagi ini.
Berdasarkan data di situs pelaporan aplikasi Down Detector, jumlah laporan memang sudah menurun menjadi 1.555 sekitar pukul 07.00, 91 persen kendala masih berada di laman utama News Feed.
Sejak dilaporkan down semalam, sebaran kerusakan Instagram meluas, yang terbanyak berasal dari Jepang, Amerika Serikat, Kanada, Brazil, Spanyol dan Australia.
Tanda pagar #instagramdown pun masih bertengger di trending topic Twitter di Indonesia pagi ini.
Sementara laporan kendala untuk WhatsApp per pukul 07.00 turun menjadi 229, setelah semalam juga mengalami kendala.
Pengguna di Amerika Latin paling banyak melaporkan kendala di WhatsApp.
Instagram melalui akun resmi di Twitter membenarkan ada kendala mengunggah dan mengirim gambar dan video di Instagram, namun, tidak menjelaskan apa penyebab aplikasi mereka down sejak kemarin malam.
Instagram memastikan pagi ini mereka sudah memperbaiki kerusakan tersebut.
"Kami kembali! Masalah sudah diperbaiki dan kami seharusnya sudah kembali 100 persen untuk semua orang. Kami minta maaf untuk ketidaknyamanan ini," kata Instagram.
Warganet di seluruh dunia mengeluhkan mereka sulit mengakses konten di platform Instagram sejak Rabu (3/7) malam. TIidak hanya Instagram, kendala juga terjadi di aplikasi WhatsApp.
Berita Terkait
Lurah di Palangka Raya diminta lebih peka dengan kondisi warga
Jumat, 26 April 2024 8:24 Wib
Berikut strategi dalam mengatasi kecemasan sosial pada anak
Senin, 22 April 2024 17:45 Wib
Berkendara menyenangkan manfaatkan keunggulan MAXi Yamaha hingga aksi sosial bersama
Rabu, 17 April 2024 10:32 Wib
Akses Threads di Turki akan ditutup sementara
Selasa, 16 April 2024 11:25 Wib
X tak lagi bisa sembunyikan centang biru bagi pengguna premium
Jumat, 12 April 2024 13:53 Wib
Kebakaran hanguskan 23 rumah di Kapuas
Kamis, 11 April 2024 16:19 Wib
Palangka Raya luncurkan program PEP untuk tanggulangi kemiskinan
Jumat, 5 April 2024 18:14 Wib
Pemkab Sukamara tingkatkan pasar murah cegah risiko sosial
Jumat, 5 April 2024 6:31 Wib