Saham PT Garuda anjlok, pasca-Dirut Garuda diberhentikan

id PT Garuda,Garuda Indonesia ,Ari Askhara ,Saham PT Garuda anjlok, pasca-Dirut Garuda diberhentikan

Saham PT Garuda anjlok, pasca-Dirut Garuda diberhentikan

Ilustrasi - Pesawat Garuda Indonesia lepas landas di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/aa.

Jakarta (ANTARA) - Harga saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk  anjlok pada Kamis, setelah Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan akan memberhentikan Direktur Utama (Dirut) Garuda Indonesia Ari Askhara terkait kasus motor Harley Davidson dan sepeda Brompton.

Pada penutupan perdagangan saham hari ini, saham maskapai plat merah berkode emiten GIAA tersebut terkoreksi 4 poin atau 0,08 persen menjadi 496.

Saham GIAA sendiri sebenarnya sempat menguat di sesi pertama perdagangan hingga ke level 515. Namun pada sesi kedua melemah hingga sempat menyentuh 490 atau 2 persen.

Dalam sebulan terakhir, performa saham GIAA sendiri secara akumulatif memang menurun yaitu terkoreksi hingga 15,21 persen.

Baca juga: Erick Thohir ancam copot direksi Garuda

Adapun frekuensi perdagangan saham GIAA hari ini tercatat sebanyak 2.670 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 23,82 juta lembar saham senilai Rp11,85 miliar.

Harga saham GIAA saat ini memang turun lebih dari 30 persen dibandingkan harga saat Penawaran Umum Perdana (IPO) 750 pada hampir sembilan tahun yang lalu.

Sebelumnya Menteri BUMN Erick Thohir akan memberhentikan Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara terkait kasus sepeda Brompton dan motor Harley Davidson yang ditemukan di dalam pesawat baru Garuda Airbus A330-900 oleh Bea Cukai beberapa waktu lalu.

Garuda Indonesia mendatangkan pesawat baru, yakni Airbus A330-900 yang bertolak dari Toulouse, Prancis, pada Sabtu 16 November 2019 dan tiba di Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng pada Minggu, 17 November siang.

Pesawat itu mendarat di hanggar nomor 4 milik Garuda Maintenance Facility (GMF) Aero Asia. Pihak Bea Cukai menemukan beberapa suku cadang (sparepart) motor besar yang tidak diproduksi di Indonesia dalam bagasi pesawat.

Baca juga: Karyawan Garuda Indonesia diminta mengundurkan diri terkait kasus penyelundupan barang mewah