Psikolog Anak dan Keluarga, Saskhya Aulia Prima, M.Psi, yang juga Co-founder of Tiga Generasi mengatakan parental burnout adalah kelelahan yang dialami dalam menjalani peran pengasuhan anak baik secara fisik dan pikiran. Terlebih di masa pandemi seperti sekarang ini, dimana anak-anak mulai memasuki sekolah daring.
Parental burnout yang tidak segera diatasi dapat mempengaruhi pola asuh yang diterapkan kepada anak, bahkan bisa berujung pada berbagai gangguan kesehatan pada orang tua. Mulai dari gangguan tidur, depresi, hingga berbagai gangguan kesehatan fisik lainnya.
Dalam acara bincang-bincang IG Live Talkshow Happy at Home with Hometown Dairy pada Sabtu, Saskhya mengatakan bahwa pilar Kesehatan pikiran manusia tidak bisa dipisahkan dari pencernaan karena di pencernaan banyak sekali memproduksi bakteri baik untuk menentukan berpikir bagaimana, merasakan sesuatu, bahkan merasakan sebuah perilaku atau saat ini sering disebut dengan teori "Gut-Brain Axis Connection".
Baca juga: Cara atasi kelelahan mental untuk hadapi 2021
Bakteri baik dalam usus sangat baik untuk kesehatan dan ada koneksi atau hubungannya dengan otak kita. Di usus manusia terdapat 90 persen hormon kecemasan diciptakan atau hormon yang bisa membuat kita bahagia.
Salah satu cara untuk menjaga kesehatan pencernaan bisa dengan konsumsi susu.
"Makanya, usus ini kan isinya makanan dan minuman, perlu dimasukkan yang baik supaya mempengaruhi pikiran kita menjadi lebih baik dan mood kita terjaga. Ketika kita berbicara self-care dan self-love bukan selalu kita membicarakan yang kita senangi saja, tetapi hal-hal yang bermanfaat bagi tubuh kita sendiri. Oleh karena itu, ketika kita makan dan minum harus dengan sesuatu yang alami dan prosesnya dengan baik sehingga kesehatan mental, fisik dan pikiran kita juga terjaga," kata Saskhya.
Berikut sejumlah tips menjadi orang tua yang happy secara fisik dan pikiran agar terhindar dari parental burnout:
1. Social connection dengan anak, dengan pasangan, dengan siapapun supaya kita merasa tetap bermanfaat.
2. Olahraga, karena orang tua maupun anak tetap perlu bergerak.
3. Filter media sosial atau berita dengan hal-hal yang kita batasi, yang mana dari ahli supaya kita tidak ketakutan terus-menerus dengan banyaknya informasi saat ini.
4. Supaya kita happy juga, isi gut (usus) kita dengan sesuatu yang bagus juga seperti susu segar. Kelola stres kita. Walaupun stres tidak bisa dihindari, tetapi kita bisa mengelola stres kita dengan lebih baik.
5. Jangan terpaku menjadi yang paling sempurna, tetapi beri ruang untuk diri kita dan keluarga kita untuk tumbuh dan belajar. Sempatkan waktu untuk memiliki quality time dengan anggota keluarga.
Baca juga: Ini perbedaan stres dan 'parental burnout'
Baca juga: Kenali gejala stres pada anak
Baca juga: Tips tunjukan rasa bangga pada anak agar tumbuh optimal