Facebook diminta transparan soal kebijakan akun tokoh terkenal

id Facebook, akun tokoh terkenal,Facebook diminta transparan soal kebijakan akun tokoh terkenal

Facebook diminta transparan soal kebijakan akun tokoh terkenal

Ilustrasi - Logo Facebook yang dicetak 3D terlihat di atas keyboard yang diambil Rabu (25/3/2020). ANTARA/REUTERS/Dado Ruvic/am.

Jakarta (ANTARA) - Dewan pengawas independen meminta Facebook lebih transparan tentang kebijakan mereka untuk akun milik tokoh terkenal.

Dewan pengawas menilai Facebook tidak "sepenuhnya terbuka" dalam menangani profil orang terkenal, dikutip dari Reuters, Senin.

"Facebook perlu berkomitmen untuk transparansi yang lebih luas dan memperlakukan pengguna secara adil," kata dewan pengawas.

Facebook dianggap tidak transparan mengenai sistem internal pemeriksaan bersilang atau cross-check. Sistem ini digunakan untuk mengecek ulang penegakkan aturan untuk pengguna tertentu.

Berkaitan dengan blokir akun mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump akibat kerusuhan di Capitol pada 6 Januari lalu, Facebook, menurut dewan pengawas, tidak menyebutkan sistem pemeriksaan bersilang sampai ditanya.

Baca juga: Facebook akan rekrut puluhan ribu karyawan untuk bangun 'metaverse'

"Merujuk pada peristiwa tersebut, termasuk pertanyaan khusus tentang penegakan aturan untuk akun milik pimpinan politik, yang diyakini Dewan tercakup dalam pemeriksaan silang, kelalaian ini tidak dapat diterima," kata dewan pengawas Facebook.

Koran The Wall Street Journal mengeluarkan laporan bahwa jutaan akun Facebook milik politikus, selebriti dan tokoh terkenal lainnya mendapatkan pengecualian dari cek internal.

Facebook meminta dewan pengawas meninjau sistem cek bersilang mereka dan membuat rekomendasi untuk memperbaiki sistem tersebut.

Juru bicara Facebook menyatakan kerja dewan pengawas berdampak besar sehingga mereka meminta masukan soal sistem cek bersilang ini.

Baca juga: Facebook ditekan untuk atasi hoaks vaksin COVID-19

Baca juga: Facebook hapus konten pelecehan seksual terhadap figur publik

Baca juga: Facebook akan 'jauhkan' para remaja dari konten berbahaya