Erick Thohir ingin BUMN rangkul startup agar nasionalis
Jakarta (ANTARA) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir ingin perusahaan pelat merah melakukan intervensi ke sektor digital untuk merangkul startup agar nasionalis.
Pernyataan itu dia sampaikan menanggapi banyak perusahaan startup Indonesia yang pindah ke Singapura dan meraih pendanaan dari pihak asing.
"Kami mengintervensi sebagai BUMN supaya mengingatkan future-future kreator Indonesia, future-future bisnisman di Indonesia untuk lebih nasionalis," ujarnya dalam sebuah diskusi yang dipantau di Jakarta, Sabtu.
"Kita (Indonesia) besar karena market kita, bukan sekedar uang. Kami akan lakukan ini intervensi di digitalisasi," tambahnya.
Erick menyampaikan pemerintah akan meluncurkan program Merah Putih Fun yang didukung oleh Telkom dan Telkomsel untuk mendanai perusahaan startup Indonesia.
Program itu akan diluncurkan langsung oleh Presiden Joko Widodo pada pertengahan Desember 2021.
Menurut Erick, syarat mendapatkan pendanaan dari program itu harus foundernya orang Indonesia, operasional perusahaan di Indonesia, dan go public juga di Indonesia.
"Go public di luar negeri boleh, tetapi harus go public di Indonesia duluan," ujarnya.
Lebih lanjut Erick mengingatkan generasi muda untuk produktif karena populasi yang semakin banyak.
Produktivitas yang dihasilkan itu memberikan kesempatan bagi Indonesia menjadi pop culture country atau negara budaya populer.
"Pop culture country bisa hidup kalau generasi mudanya juga komitmen untuk membeli produknya, harus ada keberpihakan," kata Erick.
Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi Negara-Negara Maju (OECD) memperkirakan ekonomi Indonesia akan mencapai 8,89 triliun dolar AS dan menjadi ekonomi terbesar keempat di dunia pada 2045.
Jumlah penduduk usia produktif yang besar hingga 64 persen dari total penduduk memberikan potensi sebagai salah satu pasar terbesar di dunia, banyak penduduk berkualitas menguasai teknologi, inovatif, produktif, dan mampu mentransformasikan ekonominya.
Pernyataan itu dia sampaikan menanggapi banyak perusahaan startup Indonesia yang pindah ke Singapura dan meraih pendanaan dari pihak asing.
"Kami mengintervensi sebagai BUMN supaya mengingatkan future-future kreator Indonesia, future-future bisnisman di Indonesia untuk lebih nasionalis," ujarnya dalam sebuah diskusi yang dipantau di Jakarta, Sabtu.
"Kita (Indonesia) besar karena market kita, bukan sekedar uang. Kami akan lakukan ini intervensi di digitalisasi," tambahnya.
Erick menyampaikan pemerintah akan meluncurkan program Merah Putih Fun yang didukung oleh Telkom dan Telkomsel untuk mendanai perusahaan startup Indonesia.
Program itu akan diluncurkan langsung oleh Presiden Joko Widodo pada pertengahan Desember 2021.
Menurut Erick, syarat mendapatkan pendanaan dari program itu harus foundernya orang Indonesia, operasional perusahaan di Indonesia, dan go public juga di Indonesia.
"Go public di luar negeri boleh, tetapi harus go public di Indonesia duluan," ujarnya.
Lebih lanjut Erick mengingatkan generasi muda untuk produktif karena populasi yang semakin banyak.
Produktivitas yang dihasilkan itu memberikan kesempatan bagi Indonesia menjadi pop culture country atau negara budaya populer.
"Pop culture country bisa hidup kalau generasi mudanya juga komitmen untuk membeli produknya, harus ada keberpihakan," kata Erick.
Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi Negara-Negara Maju (OECD) memperkirakan ekonomi Indonesia akan mencapai 8,89 triliun dolar AS dan menjadi ekonomi terbesar keempat di dunia pada 2045.
Jumlah penduduk usia produktif yang besar hingga 64 persen dari total penduduk memberikan potensi sebagai salah satu pasar terbesar di dunia, banyak penduduk berkualitas menguasai teknologi, inovatif, produktif, dan mampu mentransformasikan ekonominya.