Denpasar (ANTARA) - Direktorat Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Cybercrime Subdit V Kepolisian Daerah (Polda) Bali mengungkap pelaku pembuat konten sekaligus pengedar video porno di Denpasar, Rabu.
Polisi telah menetapkan suami istri berinisial GGG (33) dan Kadek DKS (30) sebagai tersangka pembuat dan pengedar video porno di Twitter dan Telegram yang beralamat di Gianyar.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Bali Kombes Pol Stefanus Satake Bayu Setianto menyatakan pengungkapan kasus kejahatan cybercrime pada mulanya berkat usaha penyamaran (undercover) Subdit V yang memantau akun Twitter yang bermuatan pornografi.
Modus operandinya, kata dia, tersangka membuat postingan video yang bermuatan pornografi di akun Twitter, dan juga membuat grup telegram yang merupakan grup berbagi video porno.
"Untuk masuk ke dalam grup tersebut (pelanggan) harus membayar terlebih dahulu. Jadi, biaya pembayarannya sebesar Rp200.000," kata Satake Bayu.
Mengetahui adanya transaksi video pornografi tersebut, Unit Cybercrime Subdit V Polda Bali melakukan pembelian terselubung dan menemukan grup telegram dimana tersangka sebagai admin grup dan membagikan video dengan pemeran yang sama dengan grup Twitter sebelumnya.
Pada Jumat (21/6), polisi melakukan penyelidikan dan diketahui adanya sepasang suami istri yang kemudian dinyatakan sebagai tersangka dan dilakukan proses hukum.
"Penyampaian dari tersangka bahwa beliau sudah memposting video kurang lebih 20-an," katanya lagi.
Menurut keterangan polisi, kedua tersangka mengakui bahwa merekalah yang membuat konten pornografi tersebut yang sudah diunggah sejak tahun 2019.
Barang bukti yang diamankan polisi berupa satu buah handphone, satu buah hardisk, satu akun Twitter, satu akun Telegram dengan tiga grup telegram berbayar yang berisi puluhan video.
Adapun pelaku disangkakan Pasal 27 ayat (1) juncto Pasal 45 ayat (1 ) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dan atau Pasal 4, Pasal 10 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi dan atau Pasal 55 KUHP.
Menurut keterangan Kanit 2 Subdit V Siber Ditrekrimsus Polda Bali Kompol Tri Joko W, kedua pelaku awalnya hanya memuaskan fantasi.
Namun, dalam perjalanan waktu ada niat untuk melakukan aktivitas yang bisa mendapatkan keuntungan.
"Selama kurun waktu (dari awal mula pengunggahan video) sampai dilakukan penangkapan ini, keuntungannya sekitar Rp50 jutaan," kata dia pula.
Berita Terkait
Polda Kalteng: Tindak tegas pembuat gaduh kamtibmas di masa Pilkada 2024
Minggu, 29 September 2024 15:55 Wib
Telegram umumkan cara baru bagi pembuat konten hasilkan uang
Kamis, 15 Agustus 2024 17:04 Wib
Polisi usut pembuat KTP palsu buronan Thailand
Senin, 3 Juni 2024 9:00 Wib
Polda Kalteng pastikan tindak tegas oknum pembuat gaduh di Pemilu 2024
Jumat, 26 Januari 2024 15:36 Wib
Empat Pejabat Pembuat Komitmen DJKA Kemenhub diperiksa KPK
Rabu, 3 Januari 2024 21:36 Wib
PKB didesak panggil caleg pembuat rokok bergambar AMIN
Kamis, 21 Desember 2023 16:27 Wib
Bulog pastikan beras SPHP aman, warga Langkai pembuat video meminta maaf
Kamis, 12 Oktober 2023 16:11 Wib
Spotify batasi pembayaran iklan pembuat podcast white noise
Selasa, 5 September 2023 16:39 Wib