Beijing (ANTARA) - Kerusuhan maut pascapertandingan sepakbola Arema FC-Persebaya pada Sabtu (1/10) malam di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, menjadi sorotan sejumlah media di China.
CGTN, media penyiaran televisi China berjaringan internasional, pada Minggu pagi menurunkan laporan soal kerusuhan itu.
Hingga Minggu pagi, sebanyak 127 orang dilaporkan meninggal dunia dalam tragedi berdarah usai laga tersebut.
"Tragedi itu terjadi setelah pertandingan sepak bola antara Arema Malang melawan Persebaya Surabaya," kata pembaca berita The World Today, program yang disiarkan CGTN dalam versi bahasa Inggris setiap pagi.
CCTV 13, saluran berita terpopuler di China, juga menurunkan laporan utamanya tentang tragedi berdarah di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu malam.
"Polisi setempat sedang melakukan investigasi atas peristiwa tersebut," kata pembaca berita CCTV 13 dalam versi Mandarin pada Minggu pagi.
Tidak ketinggalan, platform pesan video singkat yang populer di China, Kuai Shou, memperlihatkan video-video tentang peristiwa maut di kandang klub sepak bola berjuluk "Singo Edan" itu.
Video-video tersebut diunggah oleh beberapa media lokal berbahasa Mandarin, seperti Tianmu Xinwen, Hongxing Xinwen, Xibeiwang Kantai, dan Shichuan Guangcha.
"Yinni tiyuchang baoli shijian", tulis Tianmu Xinwun, pada video berita yang diunggah oleh beberapa pengguna akun Kuai Shou. Judul video tersebut dalam bahasa Indonesia berarti "Tragedi Kerusuhan di Stadion Indonesia".
Tianmu Xinwun, selain itu, memberikan subjudul "127 suporter dan dua polisi tewas" dan "mayoritas korban akibat gas air mata".
Media tersebut juga mengutip pernyataan Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Inspektur Jenderal Polisi Nico Afinta.
Hanya dalam hitungan beberapa jam sejak diunggah di Kuai Shou, video-video tragedi berdarah di Stadion Kanjuruhan langsung viral di China, negara yang memiliki jumlah warganet terbesar di dunia.
Baca juga: Presiden perintahkan Kapolri usut tuntas tragedi Kanjuruhan
Baca juga: Mabes Polri kirim tim DVI identifikasi korban tragedi Kanjuruhan
Kericuhan pada Sabtu malam terjadi usai tuan rumah Arema FC menjamu tamunya, Persebaya.
Sebagian dari massa suporter, yang berjuluk Aremania, merangsek masuk ke area lapangan setelah tim pujaannya kalah dari Persebaya dengan skor 2-3.
Para pemain Persebaya langsung meninggalkan lapangan dan Stadion Kanjuruhan dengan menggunakan empat mobil Polri, barracuda.
Kerusuhan tersebut makin parah, sejumlah flare (suar) serta berbagai benda lainnya dilemparkan oleh para oknum suporter ke arah lapangan.
Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau massa tersebut.
Baca juga: Kerusuhan Arema lawan Persebaya dapat sorotan media internasional
Baca juga: Deretan klub liga 1 sampaikan duka cita atas Tragedi Malang
Baca juga: Penggunaan kekuatan berlebih diduga jadi penyebab tragedi Kanjuruhan
Baca juga: Kapolri didesak copot Kapolres Malang buntut tragedi Kanjuruhan
Berita Terkait
Tragedi Kanjuruhan! Keluarga korban diberi bantuan modal usaha
Rabu, 6 September 2023 18:28 Wib
Terdakwa kasus Kanjuruhan Abdul Haris divonis 1 tahun 6 bulan penjara
Kamis, 9 Maret 2023 15:02 Wib
Tiga terdakwa tragedi Kanjuruhan dituntut hukuman tiga tahun penjara
Kamis, 23 Februari 2023 22:06 Wib
Ketua Panpel dan security Arema FC dituntut 6 tahun 8 bulan penjara terkait kasus Kanjuruhan
Sabtu, 4 Februari 2023 20:08 Wib
Menpora cari solusi untuk Liga 2 dan Liga 3 yang dihentikan
Senin, 16 Januari 2023 15:29 Wib
Hormati korban Kanjuruhan, PSSI usulkan 1 Oktober hari libur sepak bola
Minggu, 15 Januari 2023 18:26 Wib
Korban Tragedi Kanjuruhan tagih janji kapolri
Sabtu, 7 Januari 2023 21:25 Wib
Lima orang tersangka Tragedi Kanjuruhan segera disidangkan
Selasa, 3 Januari 2023 22:27 Wib