Jakarta (ANTARA) - Handuk mandi adalah sesuatu yang digunakan setiap hari dan berisiko terkontaminasi oleh beberapa patogen, seperti patogen kulit, bakteri, virus, hingga jamur. Ketahui frekuensi mencuci handuk mandi yang tepat agar terhindar dari patogen penyebab gangguan kulit.
Melalui everydayhealth.com pada Jumat (23/6) waktu setempat, profesor dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Arizona Zuckerman di Amerika Serikat dr. Kelly Reynolds, PhD mengatakan jumlah terbaik untuk mencuci handuk mandi adalah setiap kali digunakan.
Namun, penggunaan handuk dapat direnggangkan maksimal tiga kali sebelum dicuci, asalkan handuk dikeringkan dan tidak lembab.
Baca juga: Bahaya kualitas udara buruk untuk kondisi kesehatan anak-anak
“Praktik terbaik adalah mencuci handuk setelah setiap kali digunakan,” kata dr. Reynolds.
Aturan terpenting adalah mengeringkan handuk setelah digunakan. Proses pengeringan membantu untuk membunuh mikroba potensial (dan menghentikannya berkembang biak).
Meski demikian, pengeringan handuk juga bergantung pada iklim di Indonesia. Iklim Indonesia yang tropis dan cenderung panas memudahkan handuk cepat kering dan dapat digunakan lebih dari sekali. Pastikan handuk dijemur di luar kamar mandi karena kamar mandi adalah area yang lebih lembab dibandingkan area lain di rumah.
Ada satu aturan yang mengharuskan penggantian handuk setiap kali digunakan atau hanya sekali pakai. Aturan tersebut jika di bagian tubuh terdapat luka terbuka atau baru melalukan tindakan operasi dan masalah kulit lainnya. Jika mengalami hal-hal tersebut, handuk mandi harus lebih sering diganti.
“Penghalang kulit Anda tidak utuh, jadi harus hati-hati,” kata salah satu pendiri Audubon Dermatology di New Orleans, Deirdre Hooper, MD.
Cara mencuci handuk yang tepat
Menurut dr. Reynolds, cuci handuk dengan air panas dan detergen, lalu keringkan dengan uap panas atau suhu tinggi agar jamur dan kuman lebih cepat mati. Idealnya, pilihlah detergen yang mengandung enzim yang dirancang untuk mengurai kotoran dan membunuh kuman (Label depan sering mengatakan bahwa deterjen memiliki enzim pelawan noda).
Jika memiliki kulit sensitif, produk baru dapat menyebabkan iritasi. Oleh sebab itu, hentikan penggunaan jika kulit mengalami reaksi negatif saat menggunakan detergen yang mengandung enzim. Pilihlah detergen bebas pewarna dan pewangi serta memasukkan enzim ke dalam formulasinya.
Saat ingin mengeringkannya, gantung handuk dengan benar. Bahkan, untuk handuk yang akan digunakan kembali pun harus digantung dan jangan ditumpuk dengan handuk atau pakaian lainnya setelah digunakan.
Selain itu, sedapat mungkin jangan berbagi handuk mandi dengan orang lain. Jangan lupa untuk mencuci mesin cuci secara berkala atau sebulan sekali dengan menambahkan pemutih pakaian agar patogen dari penggunaan mesin cuci tidak berpindah ke handuk mandi.
Berita Terkait
Disdik Kotim soroti maraknya kasus cuci darah pada anak
Jumat, 9 Agustus 2024 19:57 Wib
Berikut waktu tepat pakai sabun dan hand sanitizer untuk bersihkan tangan
Rabu, 24 April 2024 16:50 Wib
Mahasiswa Unja membuat sabun cuci piring dari limbah kulit nanas
Selasa, 26 Maret 2024 13:55 Wib
Dokter sarankan jangan langsung mencuci muka setelah terpapar matahari
Kamis, 29 Februari 2024 17:55 Wib
Simbol pembersihan jiwa, warga Tionghoa di Sampit cuci rupang Jelang Imlek
Minggu, 4 Februari 2024 21:00 Wib
Tradisi Cuci Patung Dewa Jelang Imlek 2575
Senin, 29 Januari 2024 11:48 Wib
Rutin cuci darah, warga ini terbantu JKN ditanggung Pemkab Barito Utara
Selasa, 28 November 2023 15:50 Wib
Jangan lewatkan mencuci baju baru untuk hindari iritasi kulit
Rabu, 15 November 2023 11:18 Wib