BI ingatkan warga Kalteng waspadai kejahatan bermodus social engineering
Palangka Raya (ANTARA) - Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Tengah Taufik Saleh mengingatkan sekaligus meminta kepada seluruh lapisan masyarakat di provinsi setempat, agar mewaspadai kejahatan transaksi bermodus social engineering atau tehnik memanipulasi psikologis untuk menipu korban melakukan kesalahan keamanan dan memberikan informasi sensitif.
Adapun media yang biasa dilakukan dalam melancarkan modus social engineering itu melalui pesan singkat dan spam call atau panggilan telepon serta link website, kata Taufik Saleh saat sosialisasi Kebanksentralan kepada para insan pers di Palangka Raya, Kamis.
"Untuk pesan singkat, baik itu sms maupun whatsapp, biasanya berisikan undian, salah transfer, verifikasi transaksi market place, dan meminta korban korban masuk ke link ataupun menghubungi nomor tertentu," ucapnya.
Sedangkan melalui spam call, lanjut dia, biasanya ada panggilan telepon dari pihak tertentu yang mengaku sebagai costumer service penyelenggara tertentu, dompet online dan meminta nomor tertentu untuk memverifikasi ataupun membatalkan transaksi.
"Kalau melalui link website, biasanya ada link palsu yang mirip dengan layanan keuangan atau market place tertentu meminta korban memasukkan data username ataupun password," beber Taufik Saleh.
Baca juga: Gubernur BI dorong Kalimantan Tengah wujudkan wisata 'eco friendly'
Menurut Kepala BI Kalteng ini, para pelaku melakukan social engineering ini bertujuan mengambil alih akun korban dan menggunakannya untuk transaksi atau tindak kejahatan lainnya. Selain itu, mendapatkan pin ataupun OTP Froud yang juga bertujuan mengambil alih akun atau melakukan transaksi. Bahkan, sosial engineering ini dapat menyusupkan program yang merusak atau mencuri data.
Dia mengatakan bahwa sosial engineering itu sangat berbahaya dan dapat merugikan masyarakat kehilangan uang ataupun terlibat dalam kejahatan yang sebenarnya tidak dilakukan. Sebab, sebagian besar masyarakat Indonesia, termasuk di Kalteng, memiliki akun-akun untuk bertransaksi secara online.
"Itulah kenapa kami minta masyarakat di Kalteng harus memahami kejahatan bermodus social engineering ini. Jadi, masyarakat di Kalteng bisa bertransaksi dengan aman," demikian Taufik Saleh.
Baca juga: Pemprov Kalteng-BI tingkatkan kolaborasi akselerasi perekonomian daerah
Baca juga: Gunakan perahu, BI Kalteng sediakan layanan kas keliling susur sungai
Baca juga: Perkuat ketahanan dan kebangkitan ekonomi, BI Kalteng gelar FEKDI 2023
Adapun media yang biasa dilakukan dalam melancarkan modus social engineering itu melalui pesan singkat dan spam call atau panggilan telepon serta link website, kata Taufik Saleh saat sosialisasi Kebanksentralan kepada para insan pers di Palangka Raya, Kamis.
"Untuk pesan singkat, baik itu sms maupun whatsapp, biasanya berisikan undian, salah transfer, verifikasi transaksi market place, dan meminta korban korban masuk ke link ataupun menghubungi nomor tertentu," ucapnya.
Sedangkan melalui spam call, lanjut dia, biasanya ada panggilan telepon dari pihak tertentu yang mengaku sebagai costumer service penyelenggara tertentu, dompet online dan meminta nomor tertentu untuk memverifikasi ataupun membatalkan transaksi.
"Kalau melalui link website, biasanya ada link palsu yang mirip dengan layanan keuangan atau market place tertentu meminta korban memasukkan data username ataupun password," beber Taufik Saleh.
Baca juga: Gubernur BI dorong Kalimantan Tengah wujudkan wisata 'eco friendly'
Menurut Kepala BI Kalteng ini, para pelaku melakukan social engineering ini bertujuan mengambil alih akun korban dan menggunakannya untuk transaksi atau tindak kejahatan lainnya. Selain itu, mendapatkan pin ataupun OTP Froud yang juga bertujuan mengambil alih akun atau melakukan transaksi. Bahkan, sosial engineering ini dapat menyusupkan program yang merusak atau mencuri data.
Dia mengatakan bahwa sosial engineering itu sangat berbahaya dan dapat merugikan masyarakat kehilangan uang ataupun terlibat dalam kejahatan yang sebenarnya tidak dilakukan. Sebab, sebagian besar masyarakat Indonesia, termasuk di Kalteng, memiliki akun-akun untuk bertransaksi secara online.
"Itulah kenapa kami minta masyarakat di Kalteng harus memahami kejahatan bermodus social engineering ini. Jadi, masyarakat di Kalteng bisa bertransaksi dengan aman," demikian Taufik Saleh.
Baca juga: Pemprov Kalteng-BI tingkatkan kolaborasi akselerasi perekonomian daerah
Baca juga: Gunakan perahu, BI Kalteng sediakan layanan kas keliling susur sungai
Baca juga: Perkuat ketahanan dan kebangkitan ekonomi, BI Kalteng gelar FEKDI 2023