Jakarta (ANTARA) - Mitsubishi Motors Corp mengumumkan pada Selasa (24/10) bahwa mereka akan menarik diri dari pasar China akibat penurunan penjualan, sambil berinvestasi hingga 200 juta euro (Rp3,3 triliun) dalam usaha kendaraan listrik Renault SA untuk mempercepat pengembangan kendaraan nol emisi.
Pabrikan otomotif Jepang ini menghentikan produksi di China pada bulan Maret karena persaingan sengit dengan merek lokal, dan mereka akan berhenti menjual mobil setelah stok habis.
Mitsubishi sebelumnya memproduksi sebagian besar mobil berbahan bakar bensin di pabrik di Provinsi Hunan dalam kemitraan dengan Guangzhou Automobile Group.
Penjualan kendaraannya di China selama delapan bulan pertama tahun ini turun 47,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 12.497 unit.
Baca juga: Mitsubishi Motors pertimbangkan hentikan produksi di China
Keputusan ini datang ketika pergeseran industri ke kendaraan listrik (EV) sedang berlangsung di seluruh dunia.
Produsen mobil Jepang, yang sering dianggap lambat dalam merangkul EV, kesulitan untuk menjaga kehadiran mereka di pasar global dengan persaingan yang semakin ketat dari pesaing luar negeri seperti Tesla Inc dan BYD Co.
Keputusan Mitsubishi mengikuti pengumuman Nissan Motor Co pada bulan Juli bahwa mereka akan menginvestasikan 600 juta euro (Rp10 triliun) dalam usaha bersama Renault sebagai bagian dari tinjauan kemitraan mereka dengan perusahaan otomotif Prancis tersebut.
Rencana investasi terbaru ini berarti ketiga mitra aliansi akan bekerjasama dalam meluncurkan perusahaan EV baru yang dinamakan Ampere.
Sebelumnya, Mitsubishi belum begitu jelas dalam minat mereka dalam perusahaan patungan ini, meskipun mereka terus mengatakan mempertimbangkan untuk berinvestasi di dalamnya.
Perusahaan tersebut mengatakan akan memperluas jajaran kendaraan listrik bertenaga baterai melalui usaha ini, dan berencana untuk menjual EV yang diproduksi oleh Ampere dengan merek mereka sendiri di pasar Eropa.
Mitsubishi bukan satu-satunya yang terdampak oleh penurunan penjualan di pasar China.
Penjualan Nissan selama periode Januari-Agustus turun 26,3 persen, Honda Motor Co. turun 24 persen, sementara Toyota Motors Corp juga mencatatkan penurunan sebesar 5,1 persen. Demikian disiarkan Kyodo, Selasa (24/10).