Satelit Republik Indonesia-1 sukses sampai di orbit 146 BT
Jakarta (ANTARA) - Infrastruktur digital yang menjadi bagian dari program Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Kominfo, Satelit Republik Indonesia-1 (SATRIA-1), dipastikan sukses sampai ke orbitnya setelah empat bulan lalu diluncurkan dari Amerika Serikat.
"Kalau PSN sudah mengatakan sampai di orbit berarti memang sudah di orbit. (SATRIA-1) mulai beroperasi Desember," kata Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (Dirjen IKP) Kementerian Kominfo Usman Kansong saat dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Selasa malam.
Saat ini dipastikan posisi SATRIA-1 sudah berada tepat di atas Pulau Papua dengan ketinggian lebih dari 36.000 kilometer di atas permukaan bumi dan akan beroperasi sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Satelit dinyatakan sampai ke orbit setelah menyelesaikan proses Electrical Orbit Raising (EOR). EOR secara sederhana digambarkan sebagai mekanisme saat satelit menggunakan sistem pendorong menuju orbit yang telah ditentukan.
Penyelenggara harus memastikan hasil pengetesan akhir untuk menyatakan bahwa satelit berada dalam kondisi nominal setelah fase orbit raising. Setelah memasuki fase Final Insertion dan Electrical Station Keeping (ESK) pertama, satelit akan menjalani tahapan In-Orbit Testing (IOT) pada tanggal 6 November untuk memeriksa performa satelit terutama untuk subsistem payload.
Wakil Direktur Proyek Satelit Nusantara Tiga Heru Dwikartono, bagian dari PT Pasifik Satelit Nusantara yang merupakan mitra BAKTI Kominfo dalam menghadirkan SATRIA-1 menjelaskan setelah IOT berakhir, satelit akan menjalani proses integrasi dengan sistem bumi dan ujicoba End-to-End agar siap beroperasi.
Dalam mendukung beroperasinya SATRIA-1, telah disiapkan sebanyak 11 stasiun bumi yang tersebar di seluruh Indonesia. Seluruh pengujian pada infrastruktur pendukung ruas bumi seperti pengujian pada gateway (stasiun bumi), jaringan komunikasi, dan lain-lain menjadi tahapan penting untuk memastikan stasiun bumi beroperasi normal dan terhubung dengan satelit.
Seluruh rangkaian pengujian terkait infrastruktur pendukung ruas bumi telah dilalui dengan hasil baik dan siap untuk mendukung beroperasinya SATRIA-1.
Sebelumnya pada Selasa (24/10), Direktur Utama BAKTI Kementerian Kominfo Fadhilah Mathar menyebutkan SATRIA-1 akan fokus melayani 37.000 titik fasilitas publik di Indonesia.
Pada rencana awal SATRIA-1 diproyeksikan dapat menghadirkan layanan internet untuk 150.000 titik fasilitas publik. Namun, menjelang peluncurannya pada Juni 2023, jumlah layanannya menjadi 50.000 titik supaya layanan internet satelit bisa berjalan optimal.
"Kalau PSN sudah mengatakan sampai di orbit berarti memang sudah di orbit. (SATRIA-1) mulai beroperasi Desember," kata Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (Dirjen IKP) Kementerian Kominfo Usman Kansong saat dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Selasa malam.
Saat ini dipastikan posisi SATRIA-1 sudah berada tepat di atas Pulau Papua dengan ketinggian lebih dari 36.000 kilometer di atas permukaan bumi dan akan beroperasi sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Satelit dinyatakan sampai ke orbit setelah menyelesaikan proses Electrical Orbit Raising (EOR). EOR secara sederhana digambarkan sebagai mekanisme saat satelit menggunakan sistem pendorong menuju orbit yang telah ditentukan.
Penyelenggara harus memastikan hasil pengetesan akhir untuk menyatakan bahwa satelit berada dalam kondisi nominal setelah fase orbit raising. Setelah memasuki fase Final Insertion dan Electrical Station Keeping (ESK) pertama, satelit akan menjalani tahapan In-Orbit Testing (IOT) pada tanggal 6 November untuk memeriksa performa satelit terutama untuk subsistem payload.
Wakil Direktur Proyek Satelit Nusantara Tiga Heru Dwikartono, bagian dari PT Pasifik Satelit Nusantara yang merupakan mitra BAKTI Kominfo dalam menghadirkan SATRIA-1 menjelaskan setelah IOT berakhir, satelit akan menjalani proses integrasi dengan sistem bumi dan ujicoba End-to-End agar siap beroperasi.
Dalam mendukung beroperasinya SATRIA-1, telah disiapkan sebanyak 11 stasiun bumi yang tersebar di seluruh Indonesia. Seluruh pengujian pada infrastruktur pendukung ruas bumi seperti pengujian pada gateway (stasiun bumi), jaringan komunikasi, dan lain-lain menjadi tahapan penting untuk memastikan stasiun bumi beroperasi normal dan terhubung dengan satelit.
Seluruh rangkaian pengujian terkait infrastruktur pendukung ruas bumi telah dilalui dengan hasil baik dan siap untuk mendukung beroperasinya SATRIA-1.
Sebelumnya pada Selasa (24/10), Direktur Utama BAKTI Kementerian Kominfo Fadhilah Mathar menyebutkan SATRIA-1 akan fokus melayani 37.000 titik fasilitas publik di Indonesia.
Pada rencana awal SATRIA-1 diproyeksikan dapat menghadirkan layanan internet untuk 150.000 titik fasilitas publik. Namun, menjelang peluncurannya pada Juni 2023, jumlah layanannya menjadi 50.000 titik supaya layanan internet satelit bisa berjalan optimal.