Dikutip dari Hindustan Times, Senin, berbagai hal dapat menjadi penyebab kecemasan sosial pada anak-anak.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua, guru, dan orang lain yang peduli terhadap anak-anak untuk memahami apa yang penyebab kecemasan.
Baca juga: Awas! Konsumsi minuman berenergi picu gangguan tidur hingga kecemasan
Rendahnya harga diri bisa timbul dari ketakutan konstan akan penilaian negatif, sehingga secara perlahan merusak kepercayaan diri dan harga diri seorang anak dari waktu ke waktu.
Identifikasi dini dan intervensi yang tepat, seperti terapi kognitif-perilaku atau pelatihan keterampilan sosial dapat membantu anak-anak mengelola kecemasan sosial dan meningkatkan kualitas hidupnya.
Ketika mengetahui hal itu, mereka dapat membantu anak-anak merasa lebih baik dan belajar cara mengatasi kecemasan. Dengan menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung dapat membantu anak-anak merasa lebih percaya diri dan mampu mengatasi situasi sosial.
“Kecemasan sosial dapat berdampak signifikan pada anak-anak dalam berbagai cara. Anak-anak yang cemas secara sosial mungkin kesulitan untuk berpartisipasi dalam diskusi kelas, dan merasa sulit untuk berteman atau menjaga persahabatan karena takut akan penilaian sosial atau penolakan. Akibatnya, mereka mungkin mengalami perasaan kesepian dan isolasi,” kata Aktivis Anak dan Konsultan Kesetaraan Gender di The Design Village, berbagi Mamta Sahai dalam wawancara dengan HT Lifestyle.
Ia juga mengungkapkan bahwa secara fisik, kecemasan sosial dapat muncul pada anak-anak melalui gejala seperti sakit perut, sakit kepala, keringat, gemetar, atau kemerahan saat dalam situasi sosial.
Baca juga: Aroma kayu cendana bisa bantu kurangi kecemasan dan stress
Menurut dia, menghindar dari situasi sosial, umum terjadi pada anak-anak dengan kecemasan sosial, yang mengakibatkan kesempatan bersosialisasi, belajar, dan tumbuh secara pribadi terlewatkan.
Mengatasi kecemasan sosial adalah proses bertahap yang sering melibatkan kombinasi strategi bantuan diri, terapi profesional, dan dukungan dari teman dan keluarga.
Salah satu strategi yang membantu adalah berlatih teknik relaksasi, yang dapat mencakup belajar untuk menantang dan mengubah kembali pikiran negatif atau keyakinan tentang diri sendiri dan interaksi sosial.
Menurut dia, terapi kognitif-perilaku (CBT) bisa sangat membantu dalam mengatasi kecemasan sosial.
Baca juga: Benarkah orang dengan kecemasan bisa berisiko terkena penyakit kronis?
“Salah satu pendekatan yang efektif adalah secara bertahap mengekspos diri pada situasi sosial penyebab ketakutan, mulai dari yang kurang menakutkan dan secara bertahap meningkatkan levelnya. Selain itu, penting untuk menetapkan tujuan yang realistis dan dapat dicapai untuk diri sendiri dalam situasi sosial. Rayakan kesuksesan Anda, tidak peduli sekecil apapun itu terlihat,” ujarnya.
Adapun, mencari bantuan profesional juga penting. Pertimbangkan terapi dari profesional kesehatan mental berlisensi, seperti seorang psikolog.
Dalam beberapa kasus, obat mungkin diresepkan untuk membantu mengurangi gejala kecemasan sosial.
Mamta mengingatkan bahwa mengatasi kecemasan sosial adalah perjalanan, dan kemajuan secara bertahap, sehingga diperlukan kesabaran dengan diri sendiri dan rayakan kesuksesan dalam perjalanan tersebut.
Baca juga: Ini perbedaan kecemasan dan serangan panik
Baca juga: Kecemasan pada remaja bisa berkali-kali lipat ketimbang dewasa