Penjualan kembang api dan terompet di Sampit sepi pembeli

id Penjualan kembang api dan terompet di Sampit jelang Tahun Baru sepi pembeli, kalteng, Sampit, kotim, Kotawaringin Timur

Penjualan kembang api dan terompet di Sampit sepi pembeli

Suasana lapak pedagang kembang api dan terompet di sekitar Taman Kota Sampit yang sepi pembeli, Sabtu (28/12/2024). ANTARA/Devita Maulina. 

Sampit (ANTARA) - Pedagang kembang api dan terompet di Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah mengeluhkan sepinya pembeli meski Tahun Baru 2025 hanya tinggal menghitung hari.

“Penjualan akhir tahun ini banyak penurunan. Biasanya awal Desember sudah banyak yang beli, tapi sekarang tidak. Ada yang beli beberapa hari terakhir ini, tapi tidak sebanyak tahun lalu,” kata salah seorang pedagang kembang api dan terompet, Dewi Murni di Sampit, Sabtu.

Menjelang pergantian tahun merupakan momentum yang paling dinanti bagi para pedagang kembang api dan terompet. Karena pada waktu tersebut mereka bisa meraup omzet berkali-kali lipat dari hari biasa.

Seolah sudah menjadi tradisi, hiruk pikuk kembang api dan suara terompet kerap mewarnai kemeriahan malam pergantian tahun.

Maka tak heran, jika setiap menjelang Tahun Baru banyak pedagang kembang api dan terompet yang bermunculan. Salah satunya Dewi yang membuka lapaknya di sekitar Taman Kota Sampit.

Namun, pada momen akhir 2024 menuju 2025 ini, kondisi berbeda justru dirasakan pedagang kembang api dan terompet yang merasakan terjadi penurunan omzet penjualan hingga 30 persen dibanding tahun sebelumnya.

“Tahun lalu penjualan kembang api dan terompet sudah ramai sejak awal Desember, bahkan memasuki pertengahan bulan itu modal yang dikeluarkan sudah bisa kembali, tapi tahun ini sepi,” ujarnya.

Baca juga: Perbaikan Jalan Metro TV Sampit dipastikan tuntas sampai pengaspalan

Dewi menambahkan, akibat sepinya pembeli membuat para pedagang eceran seperti dirinya kesulitan untuk menaikkan harga dan tak jarang ia terpaksa menjual barang dagangannya sesuai harga agen.

“Contohnya untuk terompet kami jual harga Rp20 ribu, sedangkan di agen harganya juga kisaran Rp15 ribu-Rp20 ribu. Lalu kembang api roman yang dulu bisa dijual Rp100 rb, sekarang hanya Rp85 ribu-Rp90 ribu, itupun keseringan ditawar sampai Rp80 ribu oleh pembeli,” keluhnya.

Senada disampaikan pedagang lainnya, Rahmat mengatakan menurunnya gairah jual beli kembang api dan terompet ini tidak hanya dilihat dari sepinya pembeli, tapi juga jumlah pedagang.

Jika di tahun-tahun sebelumnya jumlah pedagang kembang api dan terompet di sekitar Taman Kota Sampit mencapai 15 lebih pedagang, kini hanya ada sekitar tujuh pedagang.

“Mungkin pedagang lain yang biasa berjualan di sini sudah memperkirakan bakal sepi, makanya memilih jualan di lokasi lain atau tidak berjualan dulu tahun ini,” imbuhnya.

Rahmat menduga menurunnya penjualan kembang api dan terompet ini lantaran momentum pergantian tahun ini bertepatan dengan libur sekolah, sehingga banyak warga yang mudik ada bepergian ke luar kota untuk merayakan Tahun Baru.

Baca juga: Petani di Sampit lesu, hasil panen jagung tak sesuai harapan

Baca juga: Pemkab Kotim tertibkan penggunaan kendaraan pengangkut sampah

Baca juga: Sampit 'banjir' durian harga mulai Rp5 ribu