Jakarta (ANTARA) - Pagelaran mode semi tahunan New York Fashion Week resmi menetapkan larangan penggunaan bulu binatang asli dari koleksi desainer mulai September 2026 yang diumumkan oleh Dewan Perancang Busana Amerika.
Dikutip dari laman New York Post, Kamis, pagelaran yang dilakukan setahun dua kali ini menjadikan bulan Februari 2026 menjadi waktu terakhir untuk desainer diizinkan memamerkan karyanya yang menggunakan kulit atau bulu hewan.
Regulasi ini merupakan hasil kerja sama dengan Humane World for Animals dan Collective Fashion Justice.
“Jadwal bulan September dipilih untuk memberi para desainer ruang dan waktu untuk menyesuaikan materi dan rencana pertunjukan mereka. CFDA akan mendukung para desainer selama masa transisi dan menyediakan sumber daya tentang alternatif,” demikian pernyataan pers tersebut .
Bahan-bahan yang dilarang didefinisikan sebagai bulu hasil budidaya atau penangkapan dari hewan yang dibunuh khusus untuk diambil bulunya, tetapi tidak terbatas pada cerpelai, rubah, kelinci, domba karakul, chinchilla, coyote, dan anjing rakun.
Pengecualian terhadap bahan-bahan yang dilarang hanya berlaku untuk bulu binatang yang diperoleh oleh masyarakat adat melalui praktik berburu tradisional untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Presiden dan CEO CFDA Steven Kolb, mengatakan bahwa NYFW sudah memiliki kehadiran bulu dan bahan eksotis dalam jumlah terbatas. Chanel meninggalkan bahan eksotis dan bulu hewan pada tahun 2018.
Sementara Marc Jacobs menolak penggunaan bulu binatang pada tahun 2024 setelah "dibully" oleh para pengunjuk rasa, dengan menyatakan bahwa mereknya tidak bekerja di bidang, menggunakan, atau menjual bulu binatang, dan tidak akan melakukannya di masa mendatang.
Banyak desainer — seperti Coach , Michael Kors , Prada Group , dan Armani Group — telah secara bertahap menghilangkan bulu dari koleksi mereka sejak akhir tahun 2010-an, dan yang lainnya seperti Ralph Lauren telah melarang penggunaan bulu sejak tahun 2006.
“Konsumen semakin menjauhi produk yang terkait dengan kekejaman terhadap hewan, dan kami ingin memposisikan fesyen Amerika sebagai pemimpin di bidang tersebut, sekaligus mendorong inovasi material,” kata Kolb dalam sebuah pernyataan.
Pemilik Vogue, Vanity Fair, dan Glamour, Condé Nast juga melarang penggunaan bulu hewan dalam konten editorial dan iklan awal tahun ini, menyusul komitmen serupa dari ELLE dan InStyle.
Posisi baru ini juga sejalan dengan London Fashion Week, yang melarang penggunaan bulu binatang pada tahun 2023, serta pekan mode di Kopenhagen, Berlin, Stockholm, Amsterdam, Helsinki, dan Melbourne.
Emma Håkansson, direktur pendiri Collective Fashion Justice, mengatakan bahwa mereka berharap sikap baru ini akan mendorong pekan mode Milan dan Paris untuk mengikutinya.
Tahun lalu, London Fashion Week melarang para desainer menampilkan koleksi yang menggunakan kulit hewan eksotis, dan Copenhagen Fashion Week melarang penggunaan kulit eksotis di atas panggung peragaan busana pada awal tahun 2024.Dalam sebuah wawancara dengan Vogue pada tahun 2024, para seniman pribumi di Amerika Utara membela penggunaan kulit binatang oleh mereka dari para aktivis anti kekejaman terhadap hewan. Berbasis di Bethel, Alaska, Oscar menciptakan hiasan kepala, parka, sepatu mokasin, dan banyak lagi yang terinspirasi budaya menggunakan pakaian tradisional, termasuk kulit serigala, berang-berang, tikus air, atau tupai tanah.
