Polisi: Wartawan Filipina Terbunuh

Rabu, 11 Juni 2014 13:50 WIB

Manila (ANTARA News) - Seorang penyiar radio tewas ditembak di Filipina, Senin, kata polisi, yang mengatakan ia wartawan ketiga dalam sebulan tewas di negeri paling berbahaya bagi pekerja media itu.

Seorang pria bersenjata bersepeda motor menembak Nilo Baculo, 67, dari jarak dekat di luar rumahnya di kota kecil Calapan, Filipina tengah, kata kepala kepolisian setempat, Inspektur Glicerio Cansilao.

"Kami tengah menyelidiki apakah itu berhubungan dengan pekerjaannya, meskipun saat ini kami belum bisa memastikannya," kata Cansilao kepada AFP.

Ia mengatakan Baculo bekerja sebagai komentator dan pembaca berita untuk radio DWIM sebelum radio itu ditutup pada tahun lalu.

Pembunuhan Baculo terjadi setelah seorang penyiar radio lain tewas ditembak di kota Davao, Filipina selatan, pada 23 Mei. Dua pekan sebelumnya, seorang penyiar radio juga tewas ditembak di Filipina selatan.

Filipina adalah negara ketiga paling berbahaya di dunia bagi pekerja media, setelah Suriah dan Irak, kata Komite Perlindungan Wartawan, yang berpusat di New York.

Filipina juga sangat berbahaya karena yang digambarkan sebagai "budaya kebal hukum", tempat tokoh kuat, seperti, politisi atau pengusaha, dapat mengatur pembunuhan wartawan atau pengecam lain tanpa takut ditangkap.

Para tokoh itu dapat mengandalkan polisi dan politisi korup serta sistem peradilan tercemar penyuapan guna memastikan bahwa mereka tidak akan dimintai pertanggungjawaban.

Empat wartawan tewas pada tahun ini dan 33 sejak Presiden Benigno Aquino berkuasa pada 2010, kata Persatuan Wartawan Nasional Filipina.

Aquino dan pembantunya berulang kali berjanji menghentikan pembunuhan semacam itu dan melacak pembunuhnya, tetapi persatuan itu dan kelompok wartawan lain mengatakan kepala negara itu hanya melakukan sedikit untuk mengubah budaya tersebut.

"Kami berharap banyak dari pemerintah ini dan kami telah berulang kali dikecewakan," kata direktur persatuan wartawan nasional Nestor Burgos kepada AFP.

Dalam serangan paling mematikan berhubungan dengan politik dan media dalam sejarah Filipina, 32 wartawan termasuk di antara 58 orang tewas di propinsi selatan, Maguindanao, pada November 2009.

Pemimpin keluarga politik setempat dituduh mengatur pembantaian itu dan diadili. Meski demikian, proses peradilannya diperkirakan berjalan bertahun-tahun dan para saksi kuncinya telah dibunuh.

(UU.A062/B002)

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

BI siap bantu wartawan Kalteng sajikan berita ekonomi secara menarik

02 May 2024 19:21 Wib

Sandra Dewi minta wartawan tak buat berita hoaks soal dirinya usai diperiksa

04 April 2024 18:03 Wib

Sorang wartawan jadi korban penipuan melalui media sosial hingga Rp66,5 juta

01 April 2024 11:06 Wib

Wartawan istana tulis buku kisah liputan sejak Presiden Soeharto hingga Jokowi

08 March 2024 14:21 Wib

HPN 2024, Bupati Kotim ajak pers kawal transisi kepemimpinan

05 March 2024 6:18 Wib
Terpopuler

Kalteng harus berani mencari pemimpin terbaik di Pilkada 2024

Kabar Daerah - 29 April 2024 15:52 Wib

Dokter Anak : Hindari pemberian paracetamol pada anak usai imunisasi

Lifestyle - 30 April 2024 17:43 Wib

Diduga peras investor Rp10 M, Kejati Bali OTT Bendesa Adat Berawa

Kabar Daerah - 21 jam lalu

Jubair Arifin siap maju Pilkada di Kotawaringin Barat

Kabar Daerah - 27 April 2024 17:32 Wib

Performa Sancho bawa Dortmund menang atas PSG di leg pertama

Olahraga - 02 May 2024 8:57 Wib