Tikus Juga Bisa Menyesal Seperti Manusia

Rabu, 18 Juni 2014 14:01 WIB

Minnesota (ANTARA News) - Hasil penelitian terbaru para ilmuwan Bagian Ilmu Syaraf Universitas Minnesota, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa tikus juga bisa menyesal, perilaku kognitif yang dianggap unik dan mendasar pada manusia.

Profesor ilmu saraf dari Universitas Minnesota, A. David Redish, Ph.D., dan mahasiswa pascasarjana dari Program Ilmu Saraf, Adam Steiner, memulai upaya untuk mengukur perilaku kognitif penyesalan dengan mempelajari definisi rasa menyesal yang telah diidentifikasi para ekonom dan psikolog pada masa lalu.

"Menyesal adalah pengakuan bahwa kau membuat kesalahan, bahwa kalau kau sudah melakukan sesuatu yang lain, kau akan merasa lebih baik," kata Reddish seperti dilansir laman resmi University of Minnesota Academic Health Center.

"Bagian sulit pada studi ini adalah membedakan penyesalan dari kekecewaan, ketika sesuatu tidak sebaik yang diharapkan. Kunci membedakan keduanya adalah membiarkan tikus memilih apa yang dilakukan," tambah Reddish.

Dalam studi ini, Redish dan Steiner mengembangkan suatu percobaan baru untuk mengukur seberapa lama tikus mau menunggu makanan tertentu, seperti menunggu dalam antrean di restoran, dalam percobaan yang dinamai "Baris Restoran."

Dalam percobaan itu tikus dihadapkan pada serangkaian pilihan makanan tapi punya waktu terbatas pada setiap "restoran."

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa tikus mau menunggu lebih lama untuk rasa makanan tertentu, menyiratkan mereka memiliki preferensi individual.

Karena mereka bisa mengukur preferensi individual, Steiner dan Redish dapat mengukur perilaku tikus saat berhadapan dengan pilihan yang bagus dan tidak. Kadang tikus-tikus itu melewati pilihan bagus dan menemukan diri mereka menghadapi pilihan buruk.

"Pada manusia, bagian otak yang disebut korteks orbitofrontal aktif selama penyesalan muncul. Kami menemukan bahwa pada tikus yang membuat kesalahan, indikator pada korteks orbitofrontal menunjukkan kesempatan yang terlewat ini," kata Redish.

"Menariknya, korteks orbitofrontal tikus menunjukkan apa yang seharusnya mereka lakukan, bukan penghargaan yang dilewatkan. Ini masuk akal karena kau tidak menyesali apa yang tidak didapat, kau menyesali apa yang tidak kau lakukan," tambah dia.

Redish mengungkapkan, hasil penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Neuroscience itu akan memungkinkan para ahli saraf lebih memahami mengapa manusia melakukan hal yang biasa dilakukan.

Dia juga yakin bahwa dengan pembangunan model penyesalan pada binatang ini penelitian pada masa mendatang bisa membantu manusia memahami bagaimana penyesalan mempengaruhi keputusan yang kita buat.

Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa


Pewarta :
Editor : Ronny
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Ford disarankan tarik kembali Escape dan juga Bronco Sport

10 May 2024 11:03 Wib

Tak hanya fasilitasi UMKM, Pemprov Kalteng juga beri pendampingan pada Ramadhan Festival

14 March 2024 15:38 Wib

Gereja di Gaza juga dibom oleh Israel

20 October 2023 12:32 Wib

Legislator sebut obesitas pada anak juga perlu diwaspadai

07 July 2023 10:49 Wib

Papua Nugini tak hanya sahabat tapi juga saudara serumpun, kata Jokowi

05 July 2023 20:49 Wib
Terpopuler

Alfian Mawardi ingin ikuti jejak orang tuanya membangun Kapuas

Kabar Daerah - 17 May 2024 20:18 Wib

Legislator Gumas dukung 10 program pokok PKK

Kabar Daerah - 16 May 2024 13:11 Wib

Pemkab Barito Utara dapat 3.424 formasi untuk rekrutmen CPNS dan PPPK

Kabar Daerah - 15 May 2024 16:41 Wib

Pj Bupati Katingan tekankan ASN harus terus tingkatkan kapasitas

Kabar Daerah - 17 May 2024 17:39 Wib

Masyarakat Sebangau Kuala harapkan program peningkatan ekonomi

Kabar Daerah - 16 May 2024 21:15 Wib