Sampit (Antara Kalteng) - Manutur Tamba (32) warga Desa Bapanggang Raya, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah membakar diri hingga tewas.
"Korban ditemukan tidak bernyawa oleh tentangganya di kamar mandi rumah kontrakannya pada Jumat sekitar pukul 08.00 WIB," kata Kapolres Kotim AKBP Hendra Wirawan melalui Kapolsek Ketapang AKP Alfons Letsoin kepada wartawan di Sampit, Jumat.
Melihat kondisi korban yang hangus, korban langsung dilarikan ke rumah sakit dr Murjani Sampit.
Korban diduga membakar diri menggunakan bahan bakar bensin karena di sekitar kejadian ada bau dan sisa bensin.
"Di lokasi tempat kejadian perkara (TKP) ada ditemukan ember dan jerigen yang diduga digunakan sebagai tempat menampung bahan bakar," katanya.
Masih belum diketahui secara pasti motif korban membakar diri. Kasusnya masih dalam penyelidikan pihak kepolisian.
Berdasarkan keterangan keluarga, korban bersama istrinya baru satu bulan tinggal di Desa Bapanggang Raya dan bekerja sebagai penyadap getah karet.
Korban dan istrinya sebelumnya tinggal di tinggal di Medan, kemudian memutuskan pindak ke Kabupaten Kotim.
Korban menderita sakit paru-paru dan pernah melakukan percobaan bunuh diri, namun gagal.
Informasi lain yang berhasil dihimpun, sebelumnya korban sering dimarahi oleh istri, sehingga korban sering tidak bekerja.
Dugaan lainnya, korban nekat bunuh diri dengan membakar tubuhnya karena prustasi akibat penyakit yang dideritanya tidak kunjung sembuh.
"Korban ditemukan tidak bernyawa oleh tentangganya di kamar mandi rumah kontrakannya pada Jumat sekitar pukul 08.00 WIB," kata Kapolres Kotim AKBP Hendra Wirawan melalui Kapolsek Ketapang AKP Alfons Letsoin kepada wartawan di Sampit, Jumat.
Melihat kondisi korban yang hangus, korban langsung dilarikan ke rumah sakit dr Murjani Sampit.
Korban diduga membakar diri menggunakan bahan bakar bensin karena di sekitar kejadian ada bau dan sisa bensin.
"Di lokasi tempat kejadian perkara (TKP) ada ditemukan ember dan jerigen yang diduga digunakan sebagai tempat menampung bahan bakar," katanya.
Masih belum diketahui secara pasti motif korban membakar diri. Kasusnya masih dalam penyelidikan pihak kepolisian.
Berdasarkan keterangan keluarga, korban bersama istrinya baru satu bulan tinggal di Desa Bapanggang Raya dan bekerja sebagai penyadap getah karet.
Korban dan istrinya sebelumnya tinggal di tinggal di Medan, kemudian memutuskan pindak ke Kabupaten Kotim.
Korban menderita sakit paru-paru dan pernah melakukan percobaan bunuh diri, namun gagal.
Informasi lain yang berhasil dihimpun, sebelumnya korban sering dimarahi oleh istri, sehingga korban sering tidak bekerja.
Dugaan lainnya, korban nekat bunuh diri dengan membakar tubuhnya karena prustasi akibat penyakit yang dideritanya tidak kunjung sembuh.