Palangka Raya (Antara Kalteng) - Komandan Satuan Tugas Tanggap Darurat Kebakaran Lahan dan Hutan (Karlahut) Kalimantan Tengah Kolonel Arh Purwo Sudaryanto mengklaim kabut asap di provinsi setempat mulai berkurang.

"Berkurangnya kabut tersebt terlihat dari penerbangan dari dan menuju bandara Tjilik Riwut kota Palangka Raya tidak lagi hanya pada malam," kata Purwo usai memimpin Apel Gelar Pasukan satgas Tanggap Darurat Karlahut di Palangka Raya, Selasa.

Menurut dia dua hari terakhir ini pesawat sudah bisa mendarat dan berangkat pada siang hari di Bandara Tjilik Riwut. Seperi, Senin (14/9), pesawat rute Palangka Raya ke Surabaya maupun Jakarta bisa berangkat siang hari. Pesawat dari Surabaya juga tiba setengah 3 sore di Tjilik Riwut.

Purwo yang juga Danrem 102 Panju Panjung itu menegaskan kabut asap di provinsi berjuluk "Bumi Tambun Bungai" ini merupakan bencana yang harus diselesaikan secara bersama-sama, dan bukan lagi saling menuduh ataupun menyalahkan pihak tertentu.

Dia mengatakan terpenting sekarang ini semua pihak menyadari bahwa kabut asap sudah sangat mengganggu, bahkan merugikan bagi kesehatan maupun perekonomian, sehingga membakar lahan harus dihentikan.

"Termasuk dari perusahaan, kita akan menghimbau melalui pemda. Nanti akan kita kumpulkan dunia usaha ini untuk ikut berpartisipasi menjaga lahannya dari kebakaran," demikian Purwo.

Berdasarkan data Posko Tanggap Darurat Kalahut Kalteng 2015 per Selasa (15/9), satelit Terra/Qua pukul 08.00 WIB memantau sebanyak 1.256 titik hotspot dengan convidence diatas 81 persen, dan 523 titik di 100 persen.

Titik hotspot tersebut tersebar di Kabupaten Kapuas 117 titik, Barito Selatan 13 titik, Pulang Pisau 170 titik, Seruyan 28 titik, Barito Timur 2 titik, dan Gunung Mas 7 titik. Kemudian, Katingan 38 titik, Kotawaringin Barat 26 titik, Kotawaringin Timur 84 titik, Sukamara 10 titik, Palangkaraya 19 titik, serta Lamandau 9 titik.

Sedangkan jarak pandang horizontal 100 meter dan jarak pandang vertikal 90 meter. Untuk ISPU berada pada angka 150 atau pada katagori Tidak Sehat.

Pewarta : Jaya Wirawana Manurung
Editor : Ronny
Copyright © ANTARA 2024