Palangka Raya (Antara Kalteng) - Pengamat Pendidikan dari Universitas Negeri Palangka Raya Prof Norsanie Darlan menyatakan perlu ditambah jam pelajaran bagi siswa setelah sekolah yang libur panjang akibat bencana kabut asap di daerah itu.

"Selama 34 hari kegiatan belajar mengajar lumpuh akibat bencana kabut asap sehingga siswa tertinggal pelajaran. Untuk itu jam belajar perlu ditambah" kata Guru Besar UNPAR itu di Palangka Raya, Senin.

Menurut dia, penambahan jam pelajaran itu setidaknya dilakukan selama tiga jam setiap hari sehingga ketertinggalan pelajaran yang dialami siswa dapat terkejar.

"Penambahan harus dilakukan minimal tiga jam dalam sehari dan dilakukan hingga akhir semester ini. Tetapi jika itu memberatkan siswa maka dapat dilakukan selama dua jam per hari," katanya.

Alternatif lainnya, sekolah dapat memberi tugas tambahan dan melaksanakan program ekstrakulikuler yang dikhususkan pada materi pelajaran yang tak sempat diajarkan akibat libur sekolah.

"Kebijakan ini harus dievaluasi setiap akhir bulan untuk melihat pengaruhnya terhadap siswa. Jika dinilai baik ditingkatkan, dan jika sebaliknya harus segera diambil tindakan, sehingga target pencapaian evaluasi diakhir Januari 2016 bisa dilaksanakan," katanya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palangka Raya Mahlani mengatakan, akibat bencana kabut asap yang melanda wilayah itu setidaknya siswa tertinggal pelajaran sekitar 16,60 persen.

Untuk itu, pihaknya tengah berkoordinasi dengan pihak sekolah guna menyiapkan program bagi ribuan siswa di Palangka Raya dalam rangka mengejar ketertinggalan pelajaran.

"Apakah menambah jam sekolah, memberi tugas atau menambah les setelah sekolah. Kita sedang berkoordinasi dengan sekolah untuk menentukan langkah yang paling efektif bagi anak-anak kita. Kita juga meminta agar jadwal ujian akhir diundur," katanya.



Pewarta : Rendhik Andika
Editor : Ronny
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Guru Besar UPR Dukung Kaji Ulang Pelaksanaan UN

28 October 2016 19:24 Wib, 2016
Terpopuler