Sampit (Antara Kalteng) - Anggota DPRD Kotawaringin Timur, Kalimantan Tegah, Rudianur mendesak pemerintah daerah setempat untuk meningkatkan fasilitas pendidikan di wilayahnya.

"Hasil peninjauan kami di lapangan dalam reses dan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) menemukan adanya sekolah yang kekurangan ruang kelas, seperti yang terjadi pada SDN 2 Desa Parebok, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan," katanya di Sampit, Rabu.

Akibat kekurangan kelas itu pihak sekolah membangun ruang kelas darurat untuk kegiatan belajar mengajar.

Ruang kelas tersebut berdinding bambu, atap seng bekas, lantai dari sabut dan tempurung kelapa.

"Saya yakin kondisi itu pasti sangat mengganggu kegiatan belajar siswa, terutama saat turun hujan," ucapnya.

Menurut Rudianur, pembangunan penambahan ruang kelas baru SDN-2 Desa Parebok sebelumnya telah diusulkan dalam Musrenbang 2016 lalu, namun tidak ditindaklanjuti dan akomodir oleh pihak Dinas Pendidikan setempat sehingga pembangunannya tidak terealisasi pada tahun anggaran 2017.

"Kita belum tahu apa alasan pihak Dinas Pendidikan tidak mengakomodir usulan para guru tersebut," ucapnya.

Rudianur meminta Pihak Dinas Pendidikan setempat pada tahun anggaran 2018 nanti harus membuat bangunan ruang kelas baru.

"Saya ingin penambahan ruang kelas baru haru menjadi prioritas nantinya. Dan akan pantau terus nanti," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kotawaringin Tmur, Bima Ekawardhana membenarkan adanya sekolah yang masih kekurangan ruang kelas tersebut.

"Benar hasil peninjauan kita di lapangan, SDN-2 Desa Parebok kekurangan kelas dan di tahun anggara 2018 nanti akan dilakukan penambahan ruang kelas baru," katanya.

Bima mengatakan, pembahan ruang kelas akan menjadi prioritas. SDN-2 Desa Parebok saat ini memiliki dua ruang kelas permanen dan satu ruang kelas darurat dengan jumlah siswa sebanyak 33 murid.

Untuk kelas I ada satu murid, kelas II enam murid, kelas III tujuh orang, kelas IV enam orang, kelas V 13 murid

Pewarta : Untung Setiawan
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024