Jakarta (Antara Kalteng) - Para pengguna situs atau aplikasi kencan dalam jaringan terkadang membagikan informasi pribadi dengan harapan mendapatkan kenalan atau pasangan, sayangnya tidak banyak yang menyadari hal itu juga berisiko diketahui penjahat siber.
Survei dari Kaspersky Lab, seperti dalam keterangan pers, menyatakan satu dari sepuluh pengguna situs kencan, atau sekira 13 persen, membagikan data pribadi untuk memulai pembicaraan.
Masih ada pengguna layanan kencan online membagikan informasi pribadi atau sensitif tanpa berpikir dua kali, ada pula yang sengaja mempublikasikannya di profil.
Sebanyak 25 persen pengguna mengaku menulis nama lengkap mereka secara terbuka di profil, satu dari sepuluh menulis alamat rumah atau rincian tentang pekerjaan.
Pengguna bahkan cenderung memberikan informasi pribadi tersebut kepada teman yang "cocok" dengan mereka di dunia kencan online dan sebanyak 16 persen memberikan rincian pribadi ke pasangan yang "cocok" tersebut, satu dari sepuluh melakukannya hanya dalam hitungan beberapa menit atau jam setelah berkenalan.
Sebanyak 14 persen pengguna memberikan foto pribadi kepada pasangan yang "cocok" tersebut.
Jika jatuh ke tangan yang salah, informasi ini dapat digunakan untuk mengeksploitasi pengguna dengan cara mengakses akun dan perangkat mereka, atau bahkan untuk tujuan pemerasan.
Kaspersky Lab menyatakan 41 persen individu yang menggunakan situs kencan online mengalami beberapa bentuk insiden keamanan TI, seperti perangkat atau akun mereka diretas, atau ditargetkan oleh ransomware, dibandingkan dengan 20 persen orang yang tidak melakukan kencan online.
"Sama seperti Anda yang tidak akan memberi tahu alamat rumah dan nomor telepon Anda kepada orang asing di jalan atau saat Anda bertemu pertama kali dengan orang asing tersebut, pengguna situs kencan online seharusnya bertanggung jawab atas keamanan data-data mereka dan tidak menganggapnya sudah aman dan tidak tersentuh dalam situs atau aplikasi. Saran ini tidak hanya berlaku untuk situs kencan online saja, namun pengguna internet harus melindungi diri dan informasi pribadi mereka secara online di mana pun mereka berada," kata Kepala Bisnis Konsumen Kasperksy Lab, Andrei Mochola.
Menurut mereka, pengguna situs kencan online yang menggunakan metode sederhana untuk melindungi diri mereka sendiri tergolong sedikit, hanya 21 persen yang tidak mengizinkan aplikasi kencan untuk mengakses data-data di perangkat mereka dan hanya 27 persen menggunakan solusi keamanan atau anti-virus.
Survei dari Kaspersky Lab, seperti dalam keterangan pers, menyatakan satu dari sepuluh pengguna situs kencan, atau sekira 13 persen, membagikan data pribadi untuk memulai pembicaraan.
Masih ada pengguna layanan kencan online membagikan informasi pribadi atau sensitif tanpa berpikir dua kali, ada pula yang sengaja mempublikasikannya di profil.
Sebanyak 25 persen pengguna mengaku menulis nama lengkap mereka secara terbuka di profil, satu dari sepuluh menulis alamat rumah atau rincian tentang pekerjaan.
Pengguna bahkan cenderung memberikan informasi pribadi tersebut kepada teman yang "cocok" dengan mereka di dunia kencan online dan sebanyak 16 persen memberikan rincian pribadi ke pasangan yang "cocok" tersebut, satu dari sepuluh melakukannya hanya dalam hitungan beberapa menit atau jam setelah berkenalan.
Sebanyak 14 persen pengguna memberikan foto pribadi kepada pasangan yang "cocok" tersebut.
Jika jatuh ke tangan yang salah, informasi ini dapat digunakan untuk mengeksploitasi pengguna dengan cara mengakses akun dan perangkat mereka, atau bahkan untuk tujuan pemerasan.
Kaspersky Lab menyatakan 41 persen individu yang menggunakan situs kencan online mengalami beberapa bentuk insiden keamanan TI, seperti perangkat atau akun mereka diretas, atau ditargetkan oleh ransomware, dibandingkan dengan 20 persen orang yang tidak melakukan kencan online.
"Sama seperti Anda yang tidak akan memberi tahu alamat rumah dan nomor telepon Anda kepada orang asing di jalan atau saat Anda bertemu pertama kali dengan orang asing tersebut, pengguna situs kencan online seharusnya bertanggung jawab atas keamanan data-data mereka dan tidak menganggapnya sudah aman dan tidak tersentuh dalam situs atau aplikasi. Saran ini tidak hanya berlaku untuk situs kencan online saja, namun pengguna internet harus melindungi diri dan informasi pribadi mereka secara online di mana pun mereka berada," kata Kepala Bisnis Konsumen Kasperksy Lab, Andrei Mochola.
Menurut mereka, pengguna situs kencan online yang menggunakan metode sederhana untuk melindungi diri mereka sendiri tergolong sedikit, hanya 21 persen yang tidak mengizinkan aplikasi kencan untuk mengakses data-data di perangkat mereka dan hanya 27 persen menggunakan solusi keamanan atau anti-virus.